Inovasi Desa Krandegan Ditawarkan ke Desa Lain

Inovasi Desa Krandegan Ditawarkan ke Desa Lain
Kades Krandegan, Dwinanto

Radar Purworejo Adanya pandemi Covid-19 membuat sebagian masyarakat bahkan desa menjadi kreatif dan inovatif. Karena keadaan yang menuntut harus beradaptasi. Contohnya, adaptasi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Kradengan, Bayan, Purworejo.

Desa tersebut justru inovatif di tengah terpaan pandemi yang hingga kini belum kunjung mereda. Yaitu, menginovasikan Si Polgan (Sistem Pelayanan Online Desa Krandegan) dan Toko Desaku.

Menurutnya, ini awalnya karena tuntutan zaman. Harus ke arah digital. Seperti diketahui, digitalisasi sekarang ini bukan lagi pilihan, tetapi keniscayaan.”Kemudian karena ada pandemi, harus disikapi dengan beberapa hal yang tidak seperti biasanya,” kata Kepala Desa Krandegan Dwinanto saat dikonfirmasi Radar Purworejo, Jumat (19/2).

Dikatakan, Si Polgan dan toko online tersebut dibuat oleh tim IT dari Pemdes Krandegan. Si Polgan diluncurkan sekitar Juli 2020, merupakan aplikasi berbasis Android yang didalamnya terdapat beragam informasi dan layanan surat menyurat bagi warga. Ada informasi seperti APB desa, daftar pemilih, pengumunan, termasuk warga yang mau mengurus surat secara online melalui telepon genggamnya.

Sedangkan, toko online Desaku Mart dibuat sekitar Agustus 2020. Aplikasi tersebut untuk membantu UMKM di Desa Krandegan secara online. Tidak hanya di lingkup desa tetapi juga ke tempat atau daerah lain.

Menurut Dwinanto, sekarang ini pihaknya mulai menjual aplikasi ini (Si Polgan) ke desa-desa lain dengan mana yang bisa disesuaikan dengan desa yang memesan. “Kami tawarkan ke desa-desa lain. Alhamdulillah banyak yang minat,” katanya.

Hebatnya, kini mereka juga tengah mengembangkan fitur-fitur untuk aplikasi Desaku Mart. Dulu iya awalnya untuk warga desa sendiri ada sekitar 60 UMKM. “Seiring berjalannya waktu, sekarang masih pengembangan yang bisa diisi oleh semua orang,” lanjut Dwinanto.

Ada beberapa rintangan yang mereka hadapi setelah adanya aplikasi tersebut. Yakni, terkait edukasi kepada masyarakat khususnya yang sudah tua. Butuh edukasi yang lebih untuk masyarakat seperti membuat email, dan sebagainya. Pelaku UMKM di desanya kebanyakan sudah sepuh atau tua. Kalau yang muda, menurutnya relatif mudah.” Yang septuh butuh edukasi butuh proses, pengajaran digital untuk mereka,” ungkap dia.

Dia berharap dengan adanya aplikasi tersebut, dapat mempermudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan publik. Pun, dapat menyongsong era teknologi yang semakin canggih di era sekarang. (han/din/er)

Lainnya