Radar Purworejo Pemerintah Kabupaten Purworejo memiliki gelaran rutin saban bulan. Gelaran itu disebut dengan Gending Setu Legi. Dihelat saban Sabtu malam yang jatuh di hari pasaran Wage dalam penanggalan Jawa.
Penentuan waktu pelaksanaan Gending Setu Legi ini tak sembarangan. Penentuannya disesuaikan dengan waktu penyebutan nama Purworejo untuk pertama kalinya.
Gendhing Setu Legi digagas sebagai sarana berkumpul masyarakat Jawa, khususnya di wilayah Kabupaten Purworejo dan sekitarnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengenalkan kembali seni budaya Jawa, meningkatkan kecintaan sebagai orang Jawa, serta mencoba memfasilitasi eksistensi dan aktualisasi diri kesenian lokal Kabupaten Purworejo.
Pemilihan hari Setu didasari tradisi Jawa untuk nguri-nguri tradisi pèngetan (mengingat) hari lahir, weton, atau hari tertentu yang dianggap sakral.
Pemilihan Setu Legi didasarkan momentum Hari Jadi Kabupaten Purworejo pada 27 Februari 1831. Hari itu bertepatan dengan Minggu Pahing.
Hari dan weton tersebut dijadikan pijakan dalam penyelenggaraan Gending Setu Legi. Di mana, masyarakat Jawa biasanya melakukan lek-lekan (begadang) pada malam hari tepat sehari datang hari yang dianggap penting.
Terkait Gending Setu Legi bermakna masyarakat bergadang pada Sabtu Legi menjelang tiba Minggu Pahing.
Gelaran Gending Setu Legi dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Kabupaten Purworejo. Sajian ini cukup menarik karena seluruh penyampaian menggunakan bahasa Jawa halus.
Warga yang mengikuti kegiatan ini juga diharuskan mengenakan pakaian Jawa lengkap. Mereka dapat menikmati beberapa sajian yang disuguhkan seperti tari-tarian khas Gending Setu Legi.
Dalam kondisi pandemi virus korona (Covid-19) seperti sekarang ini, kegiatan Gending Setu Legi tetap digelar. Namun, pergelaran tidak terbuka untuk masyarakat yang dapat memunculkan kerumuman. Masyarakat dapat menikmatinya secara virtual yang disiarkan langsung melakui channel Youtube Kominfo Purworejo milik Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Purworejo. (udi/din/amd/er)
