Kecewa Uji Coba PTM Dibatalkan

Kecewa Uji Coba PTM Dibatalkan
Sarana dan prasarana untuk mendukung uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) di SMAN 1 Kebumen

RADAR KEBUMEN Sebanyak 140 sekolah di Jawa Tengah dijadwalkan memulai uji coba sekolah tatap muka mulai 5 April hingga 16 April mendatang. Namun, empat sekolah di Kebumen yang terpilih untuk dijadikan lokasi uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) gagal dilaksanakan. Batalnya uji coba ini, lantaran kasus Covid-19 di Kebumen masih tinggi.

Kepala Sekolah SMAN 1 Kebumen, Rachmat Priyono menjelaskan, pemberitahuan tidak mengizinkan adanya PTM diketahuinya melalui surat bupati yang diterimanya pada Kamis (1/4) lalu. Tidak sendiri, tiga sekolah lainnya juga harus membatalkan pelaksanaan PTM. Yakni SMKN 2 Kebumen, MAN 1 Kebumen, dan SMPN 1 Kebumen.
Rachmat mengaku kecewa karena belum diizinkannya PTM di sekolahnya. Padahal, persiapan telah dilakukan sudah berbulan-bulan lamanya. Ditambah, tidak adanya kunjungan atau pantauan dari Pemkab Kebumen terkait persiapan uji coba PTM. Meskipun berada di bawah kewenangan Provinsi Jawa Tengah, lanjut Rachmat, tidak ada salahnya kunjungan dari Pemkab Kebumen dilakukan. Mengingat sekolah yang berada di wilayah Kebumen, dan siswa sekolah adalah masyarakat setempat.

Pada Septemper 2020, Rachmat mengaku, SMAN 1 sempat akan melaksanakan uji coba PTM. Hanya saja, hal tersebut tidak juga diizinkan karena banyaknya kasus positif Covid-19. “Sekarang sudah ditunjuk resmi dari Provinsi Jateng juga tidak diizinkan Kabupaten,” beber Rachmat kemarin (6/4).

Menurutnya, adanya uji coba PTM sangatlah dibutuhkan masyarakat. Jika berhasil dilakukan, tentunya cara serupa bisa dijadikan role model sekolah lain. Selain itu, uji coba juga bisa digunakan untuk membentuk pola hidup sehat berdasarkan prokes. “Karena kita tidak tahu kapan pandemi berakhir. Oleh karena itu, melalui uji coba PTM diharapkan mampu ditemukan cara PTM di era kebiasaan baru,” lanjutnya.

Sebelum bisa melaksanakan uji coba PTM, pihak sekolah telah melakukan berbagai persiapan. Selain menyiapkan sarana dan prasaran seperti ruang isolasi, tempat cuci tangan, penyemprotan disinfektan dan posko Covid-19, angket permohonan izin kepada orang tua juga diberikan. Dari total 1.089 siswa, hampir 98 persen orang tua telah menhetujui adanya PTM. “Namun kendala untuk mengumpulkan 100 orang untuk uji coba juga ada. Alasannya karena anak sudah nyaman belajar di rumah,” ungkap Rachmat.

Konsekuensi dari batalnya uji coba PTM, adalah sekolah tidak bisa lagi mengikuti uji cova PTM kedua. Jadwalnya akan dilakukan setelah evaluasi pada 19-23 April. Jika dikatakan berhasil, kuota siswa yang akan melaksanakan PTM akan ditambah dan diperluas ke sekolah lain. Meskipun ada wacana PTM di Kebumen akan dilaksanakan usai lebaran, hal tersebut sulit direalisasikan untuk tingkat SMA sederajat. Mengingat pada saat itu, kalender akademik untuk SMA adalah ujian kenaikan kelas. “Kalender akademiknya berbeda dengan SD dan SMP. Untuk SMP, ujiannya mundur dua minggu dari SMA, dan satu bulan untuk SD,” jelasnya.

Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menuturkan, terkait pelaksanan kegiatan belajar mengajar, masih dilakukan secara daring. Hal ini karwna angka sebaran Covid-19 masih tinggi. “Persebaran  Covid-19 cukul melebar, maka kami belum mengizinkan untuk sekolah tatap muka. Baik SD, SMP maupun SMA,” ungkap Arif.

Selama masa Ramadan, pihaknya mengaku akan melakukan pengkajian. Hal ini diharapkan, usai Lebaran pembelajaran tatap muka bisa siap dilaksanakan. (eno/din/er)

Lainnya