Inspirasi Tipografi, Daftarkan Karya di Kemenkumham

Inspirasi Tipografi, Daftarkan Karya di Kemenkumham
TREN: Desainer muda Khoirun Nisa’ saat tampil dalam ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (Muffest) 2021 di Jogjakarta. (Khoirun Nisa’ for Radar Purworejo)

RADAR PURWOREJO – Kiprah desainer muda Khoirun Nisa’ di dunia fashion mentereng. Karya-karyanya booming di pasaran. Sukses menembus pasar nasional dan luar negeri.

Khoirun Nisa’ sukses menorehkan prestasi emas. Desainer muda asal Berjan, Desa Gintungan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, ini baru saja tampil di ajang Muslim Fashion Festival Indonesia (Muffest) 2021 di Hartono Mall Jogjakarta. Dia berhasil tampil sebagai juara.

Dalam event bergengsi tersebut, Nisa’ bersaing dengan puluhan desainer busana muslim. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Pemilik brand Li Boutique dan Li Scraft ini mengusung karya desain seni terapan dalam ajang Muffest 2021. Yakni, ragam busana bermotif tipografi dari berbagai negara seperti Korea, Jepang, Arab, dan India. Dia juga mengusung huruf latin.

Semua mengandung makna filosofi dan cerita yang melingkupinya. “Huruf-huruf di tata sedemikian rupa sehingga menyerupai desain newspaper (koran) dari berbagai negara di dunia,” ucapnya.

Terkait nama butik miliknya yakni Li Boutique dan Li Scraft, Nisa’ mengaku nama itu diambil dari nama anaknya. Yaitu, Marsya Likhoirina.

Nisa’ sudah lama menggeluti dunia fashion. Awalnya hobi corat-coret desain busana di atas kertas. Hobi itu baru diseriusi dan ditekuni selama setahun terakhir dengan mengangkat bendera Li Boutique dan Li Scraft.

“Kebetulan saya suka mempelajari bahasa asing. Hal itu pulalah yang saya kira menginspirasi desain motif tipografi karya Li Scraft tahun ini,” jelasnya.

Nisa’ mengaku tidak pernah nanggung dalam berkarya. Dia selalu serius dalam menggarap setiap desain karya. Karya-karyanya yang memiliki karakter kuat pun dapat diterima pasar di Indonesia dan dunia.

Bentuk keseriusannya tecermin dari sikapnya untuk mendaftarkan seluruh karya ciptaannya ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

(Kemenkumham) guna memperoleh surat pencatatan ciptaan. “Alhamdulillah seluruh karya Li Boutique dan Li Scraft sudah terdaftar di Kemenkumham sehingga sudah dilindungi hak ciptaan di bidang ilmu pengetahuan seni dan sastra sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,” ujarnya.

Nisa’ menilai hak cipta sangat penting. Sebab, beberapa karyanya sempat diklaim atau ditiru orang lain hingga terjual ratusan piece. Hal itu sangat merugikan dirinya.

“Kami sebagai brand lokal yang baru tumbuh dan berkembang tentu akan terbunuh jika tidak menempuh upaya hukum guna melindungi karya kami,” tegasnya.

Pandemi virus korona (Covid-19) ternyata berpengaruh terhadap respons pasar. Namun, secara umum respons pasar relatif bagus. Bahkan, beberapa desain jilbab kreasinya etap booming di pasaran. Bahkan, mampu menembus pasar Timur Tengah dan Asia.

“Alhamdulillah pasar Indonesia juga memberikan respons yang luar biasa. Respons tersebut membuat kami semakin optimistis untuk terus berinovasi menciptakan karya-karya yang lebih baik lagi,” ucapnya. (tom)

Lainnya