
Bantul Belum banyak yang tahu jika di Bantul terdapat sebuah pasar lelang barang antik. Pasar ini diklaim sebagai satu-satunya tempat lelang barang antik di Jogjakarta, bahkan di Indonesia.
Bidder-nya saja berdatangan dari luar kota. beberapa bidder dari Negeri Jiran, Malaysia, dan Jepang pun hadir melalui siaran live. Lelang barang antik ini bertempat di Pasar Seni Gabusan, Bantul.
Ide pasar lelang muncul dari Komunitas Kompak Yo Jogjakarta. Di mana akibat pandemi Covid-19, pendapatan para pedagang barang antik menurun.
“Dampaknya ada, sangat jauh sekali. Sekarang menurun, tapi kami berusaha stabil,” tutur Irwan perwakilan Komunitas Kompak Yo saat ditemui sebelum lelang Sabtu (2/5).
Nah, ide pasar lelang barang antik pun kemudian tercetus. Guna membangkitkan geliat perdagangan barang antik. Terutama bagi anggota komunitas Kompak Yo yang berjumlah 62 orang. Di mana semuanya memiliki kios di Pasar Seni Gabusan (PSG). “Pasar lelang ini diutamakan untuk mewadahi anggota Komunitas Kompak Yo. Di mana 10 persen dari hasil lelang akan masuk ke kas komunitas,” bebernya.
Pasar ini beroperasi tiap Sabtu sore sampai malam. Beragam barang antik ditawarkan dalam lelang. Seperti patung kuno, cermin kayu, lampu lawas, radio jadul, motor antik, bahkan belian. Untuk penggemar dolanan jadul, juga ada yang di lelang di sini. “Spesialnya lagi kami mulai bid dari Rp 0,” ujarnya.
Kendati baru terselenggara tiga kali, nyatanya animo pasar lelang ini cukup tinggi. Dalam sekali penyelenggaraan, total uang yang berputar di pasar lelang mencapai Rp 20 juta. “Ya itu masih barang-barang kecil yang kami lelang. Harapannya pasar lelang semakin dikenal, biar kami bisa menstabilkan teman-teman,” ucapnya.
Seorang pengunjung PSG, Riska Oktavia mengaku tidak tahu jika terdapat pasar lelang barang antik di Bantul. Perempuan 25 tahun ini hanya kebetulan mampir ke Pasar Seni Gabusan, lepas pulang dari rumah temannya. “Terus lihat ini, loh ternyata ada pasar lelang,” ujarnya.
Riska mengaku tahu di Jogja terdapat beberapa pasar barang antik. Namun perempuan yang berprofesi sebagai penjahit itu baru kali pertama menemui pasar lelang barang antik.
“Ternyata menarik, banyak barang unik yang dilelang. Mungkin minggu depan ke sini lagi sih, bareng bapak saya. Soalnya bapak saya suka banget koleksi barang antik,” sebut Riska. (laz/din/er)
