
JOGJA Dua pekan jelang Lebaran sudah banyak penjaja jasa penukaran uang baru. Mereka tersebar di sekitaran Gedung Bank Indonesia (BI) Jogjakarta hingga sampai ke Jembatan Sayidan.
Mereka menyediakan jasa penukaran uang dengan berbagai macam pecahan. Dari yang paling rendah Rp 2.000 hingga pecahan uang yang sempat dianggap langka yakni Rp 75.000.
Utami, salah seorang penjaja jasa penukaran uang baru itu mengungkapkan, tahun ini usahanya cukup ramai. Hal berbeda terjadi pada Lebaran tahun lalu, di mana tidak ada penjaja jasa penukaran uang baru karena awal pandemi Covid-19. “Tahun ini lumayan, sudah mulai ramai,” ujarnya kepada Radar Jogja kemarin (7/5).
Para penjaja jasa penukaran uang itu biasanya memungut biaya beragam. Tapi rata-rata 10 persen dari penukaran itu. Misalnya ada konsumen yang ingin menukarkan uang pecahan Rp 100.000 dengan uang dalam jumlah sama tapi pecahan berbeda, maka biaya totalnya Rp 110.000.
Utami sendiri menjalani profesi itu sudah lebih dari lima tahun. Namun ia hanya menjalani profesinya ketika bulan Ramadan tiba. Tepatnya dua pekan setelah bulan suci itu berjalan hingga hari H Lebaran. “Kalau sehari-hari saya jualan di Taman Pintar,” jelasnya.
Menjadi penjaja jasa penukaran uang baru, menurut Utami, cukup menguntungkan. Meskipun keuntungannya tidak pasti, apalagi di situasi yang masih pandemi. “Rata-rata saya bisa dapat Rp 200.000 per hari. Tapi hari ini agak sepi, sampai sore baru enam orang yang nukar uang,” ujar ibu tiga anak ini.
Penukaran uang dengan pecahan yang lebih kecil sebenarnya sudah difasilitasi oleh bank. Namun sebagian masyarakat masih lebih suka menukarkan uangnya di penjaja jasa penukaran uang yang ada di pinggir jalan.
Subandi misalnya, ia menukarkan uangnya Rp 500.000 di jasa penukaran uang baru yang ada di pinggir jalan sekitaran Jembatan Sayidan. Menurutnya, menukarkan uang di pinggir jalan lebih mudah. “Ya, ndak repot, tinggal berhenti sebentar langsung bisa nukar uangnya,” ujarnya.
Sebelumnya Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIJ sudah menyiapkan kebutuhan uang kartal sebesar Rp 23,6 triliun di 2021 ini. Jumlah itu terdiri atas Rp 22,6 triliun uang pecahan besar dan satu triliun uang pecahan kecil. Jumlah itu lebih besar dari 2020 yang hanya Rp 16,6 triliun.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI DIJ Miyono mengatakan, untuk melakukan penukaran uang pecahan menjelang Lebaran dilakukan di lokasi umum atau pusat perkotaan. Tapi karena di tengah pandemi, BI DIJ bekerja sama dengan 35 bank umum untuk melakukan pelayanan penukaran uang kepada masyarakat di 49 loket penukaran perbankan. (kur/laz/er)
