Pasar Umpet Tawarkan Kuliner Tradisional

Pasar Umpet Tawarkan Kuliner Tradisional
LARIS: Salah satu lapak yang menjual makanan tradisional di Pasar Umpet di Desa Popongan, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, kemarin (13/6). (HENDRI UTOMO/Radar Purworejo)

RADAR PURWOREJO – Keberadaan Jembatan Semapop di Kabupaten Purworejo tak disia-siakan warga. Kawasan jembatan yang menghubungkan Desa Semawung di Kecamatan Purworejo dan Desa Popongan di Kecamatan Banyuurip, itu dikembangkan untuk kegiatan ekonomi.

Warga merintis pasar aneka kuliner tradisional di Desa Popongan. Pasar kuliner yang berada di sebelah barat Jembatan Semapop. Mereka namainya Pasar Umpet.

Pasar itu memanfaatkan sebuah pekarangan tak jauh dari Sungai Bogowonto. Pasar buka pada Minggu pagi hingga siang.

“Awalnya sebenarnya bukan Pasar Umpet namanya. Kita mengikuti adanya jembatan baru penghubung Desa Semawung-Popongan yang diberi nama Jembatan Semapop. Karena tempatnya agak tersembunyi maka kami sepakat pasar ini diberi nama Pasar Umpet. Targetnya biar dicari. Kalau yang dipinggir jalan kan udah biasa dan banyak,” ucap pengelola Pasar Umpet Hariyono, kemarin (13/6).

Dijelaskan, pasar umpet mulai dibuka sejak tiga pekan lalu. Aneka kuliner tradisional disajikan. Di antaranya, geblek, cenil, dawet ireng, pepes ikan, urapan, soto, siomay, nasi megana, kupat tahu, dan aneka minuman .

“Awalnya saya dan adik saya rencana mau bikin kuliner di sebelah jembatan. Tapi, terkendala oleh tanah milik orang lain atau person. Kbetulan orang tua saya ada tanah di sebelah jembatan, namun agak masuk. Yang tadinya semak belukar, terus saya bersihkan dan saya manfaatkan,” paparnya.

Hariyono optimistis Pasar Umpet dapat berkembang. ”Di hari pertama hanya tiga orang (yang berjualan). Saya, adik saya, dan teman adik saya (tukang bakso). Saya pikir prospeknya bagus apa ndak. Akhirnya di minggu kedua, di luar dugaan. Ternyata banyak sekali pedagang yang ikutan, dan ramai,” jelasnya.

Menurutnya, hingga pekan ketiga ada sekitar 19 lapak atau pedagang yang menjajakan aneka kuliner di pasar itu. Antusias pengunjung pun cukup ramai. Hampir seluruh kuliner habis dibeli pengunjung hanya dua jam sejak pasar dibuka pukul 06.00

“Dari 19 pedagang itu, ada sekitar 32 jenis kuliner yang disediakan, yaitu aneka kuliner tradisional. Rencana nanti juga akan ada jamu gendong,” ucapnya.
Pengeloal Pasar Umpet membuka peluang pedagang baru untuk membuka lapak. Syaratnya dagangan yang dijual harus berbeda dengan produk yang sudah ada.

“Ke depan masih akan menata secara fisik dulu. Tempat masih akan dibuat secara blok. Yaitu, blok makanan tradisional, blok jajanan pasar, blok makanan berat, blok makanan segar. Harapan kami bisa dapat support dari masyarakat dan pemerintah setempat,” paparnya.

Hariyono menyatakan, urusan jasa parkir juga telah dirancang. ”Bisa kerja sama dengan karang taruna atau bumdes. Jadi, parkir bisa tertata tidak di kebun-kebun milik warga,” harapnya.

Siti Exsel, salah seorang pedagang, mengaku senang dengan dibukanya Pasar Umpet. Pasar Umpet diharapkan bisa menjadi sarana untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Khususnya, di Desa Semawung dan Desa Popongan.

“Harapanya dengan adanya jembatan gantung yang baru ini, akses jalan Semawung-Popongan semakin ramai. Pasar Umpet juga bisa semakin ramai,” ucap warga Desa Semawung ini. (tom/amd)

Lainnya