Produksi Lele di Kulonprogo Meningkat

Produksi Lele di Kulonprogo Meningkat
Kegiatan pembibitan ikan di Kapanewon Kalibawang oleh Bupati Kulonprogo Sutedjo beberapa waktu lalu.

KULONPROGO Produksi perikanan di Kulonprogo menunjukkan tren positif meski di tengah situasi yang tak menentu akibat pandemi Covid-19 seperti saat ini. Untuk komoditas tertentu bahkan mengalami kenaikan cukup signifikan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo Sudarna menyampaikan, pada triwulan kedua atau periode bulan April-Juni tahun 2021 ini untuk produksi ikan lele tercapai 5.900 ton. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tercapai 4.800 ton.

Meski produksi cukup tinggi, Sudarna menyebut bahwa hal tersebut tidak terpengaruh dalam hal penjualan. Hingga kini, permintaan lele hasil produksi petani Kulonprogo masih diminati pasar kabupaten lain seperti Sleman, Kota Jogja, Bantul, Purworejo hingga Magelang.

“Produksi lele di Kulonprogo masih sangat tinggi, begitu juga permintaan pasar di wilayah DIJ dan luar daerah juga masih tinggi,” ujar Sudarna kepada wartawan, Kamis (15/7).

Sementara terkait dengan adanya penerapan PPKM Darurat, Sudarna mengklaim hingga kini belum ada kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) yang terdampak. Dari sebanyak 415 pokdakan yang tersebar di 12 kecamatan di Kulonprogo hampir semua masih bisa menjual produksinya tepat waktu dengan harga yang stabil.

Beberapa pokdakan juga merupakan supplier kebutuhan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) bagi 111 e-Warong di Kulonprogo. Sehingga tidak ada persoalan dalam hal penjualan hasil budidaya.

“Pokdakan sudah menghitung tingkat kebutuhan pasar pada kondisi seperti ini. Sehingga produksi mereka menyesuaikan kebutuhan supaya tidak merusak harga pasar dan tidak rugi,” imbuh Sudarna.

Bupati Kulonprogo Sutedjo menyampaikan, tingkat konsumsi masyarakat Kulonprogo terhadap justru rendah. Hal itu berbanding terbalik dengan jumlah produksi di kabupaten tersebut.

Hingga saat ini angka konsumsi ikan masyarakat Kulonprogo baru mencapai  26,49 kg per kapita per tahun, di bawah rata-rata tingkat DIJ 36,50 kg per kapita per tahun. Padahal, menurutnya, ikan merupakan salah satu sumber gizi yang sangat bagus bagi kesehatan. Khususnya untuk pertumbuhan bayi dan sebagai pencegah kekerdilan atau stunting.

“Kami tengah menggencarkannya melalui gerakan memasyarakatkan makan ikan. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran akan arti pentingnya makan ikan bagi pertumbuhan, kesehatan dan kecerdasan  manusia”, terang bupati. (inu/din/er)

Lainnya