
Radar Kebumen Untuk menekan angka kasus stunting, Pemerintah Kabupaten Kebumen mendorong pelayanan kesehatan dan pemenuhan gizi keluarga tercukupi dengan baik. Mengingat masih adanya keluarga di Kebumen yang kecukupan gizinya tidak terpenuhi dengan baik selama pandemi Covid-19 ini.
Wakil Bupati Kebumen Ristawati Purwaningsih menjelaskan, kecukupan gizi masyarakat harus diperhatikan dengan baik. Terlebih untuk anak, ibu hamil, dan menyusui yang memang membutuhkan asupan gizi tinggi. Selain itu, keluarga tentan terhadap persoalan ekonomi juga perlu mendapatkan perhatian terkait pemenuhan gizi.
Menurut Rista, upaya percepatan, pencegahan dan penanggulangan stunting secara terintegrasi telah dilakukan. Pada Maret lalu, bersama segenap elemen lintas sektoral telah menggelar kegiatan Rembug Stunting Kebumen. “Kami berkomitmen untuk mengakhiri segala malnutrisi dan mengatasi kebutuhan gizi bagi balita, remaja, wanita hamil atau menyusui juga para lansia,”jelas Rista beberapa waktu lalu.
Upaya lainnya yang dilakukan dalam menekan angka stunting adalah dengan memberikan sosialiasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pola asuh untuk pencegahan stunting. Tidak hanya edukasi, inisiasi menyusui dini dan pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif. “Tapi dimulai dari edukasi para calon pengantin, kemudian adanya pendampingan dan pemantauan hari pertama sampai 1.000 hari kehidupan bayi,” kata Rista.
Selain itu, edukasi atau pendidikan perempuan dalam hal membangun sebuah keluarga juga turut diberikan. Edukasi dilakukan dengan mengoptimalkan peran tenaga pembimbing di sejumlah perangkat kesehatan Kebumen.
Rista menyebut, angka stunting di Kebumen secara berkala berangsur mengalami penurunan. Pada 2019, persentase angka stunting sekitar 19,65 persen turun menjadi 15,34 persen di 2020. Meski demikian, masih terdapat pekerjaan rumah dari beberapa indikator penyebab stunting yang akan terus ditekan. “Kami masih menyisakan pekerjaan rumah yang dikerjakan bersama untuk mewujudkan Kebumen zero stunting,” tegasnya.
Panen raya padi jenis Inpari IR Nutri Zinc dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Grenggeng, Kecamatan Karanganyar. Padi tersebut merupakan padi sehat sebagai inovasi penanganan stunting.
Kepala Desa Grenggeng Eri Listiawan menjelaskan, padi sehat tersebut ditanam pada lahan sawah bengkok seluas satu hektare. Program padi sehat ini bekerja sama dengan Prodi Pertanian Universitas Ma’arif Nahdlatul Ulama (UMNU) Kebumen dan Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Karanganyar.
Rencananya, hasil panen ini akan diambil Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Grenggeng untuk dijadikan program penanganan stunting di desa. Dengan cara dibagikan kepada ibu hamil, menyusui, dan balita di Desa Grenggeng. “Hasil dari panen padi ini akan lebih bermanfaat untuk kesehatan masyarakat,” jelas Eri.
Untuk menghasilkan padi yang sehat, lanjutnya, pihaknya menggunakan pupuk organik dalam mengolah lahan sawah. Hal ini juga dilakukan untuk mengembalikan kesuburan tanah yang mulai jenuh, akibat pemakaian pupuk kimia.
Semangat untuk kembali ke pertanian yang sehat, adalah ruh yang membuat masyarakat ingin mengembalikan kesuburan lahan. “Dilakukan dengan menggunakan pupuk organik cair yang sudah ada di toko pertanian,” bebernya.
Diharapakan, program inovasi padi sehat melalui pemanfaatan lahan bengkok desa bisa dicontok dan diaplikasikan seluruh desa yang ada di Karanganyar.
Sementara itu, Kepala Program Studi Pertanian UMNU Kebumen Umi mengaku, padi Inpari IR Nutri Zinc mengandung gizi yang dibutuhkan tubuh. Padi varietas tersebut, juga bisa ditemukan di Desa Gesikan, Kebumen untuk pencegahan stunting di desa. “Kandungan gizinya sangat tinggi, jadi dapat digunakan untuk pencegahan stunting di desa. Selain di Desa Grenggeng, kami juga ada demplot Inpari IR Nutri Zinc di Desa Gesikan, Kecamatan Kebumen,” kata Umi. (eno/din/er)
