
KEBUMEN, Radar Kebumen – Dinas Kelautan dan Perikanan (Dinlutakan) Kebumen membangun empat unit tunnel garam di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan. Penambahan tunnel garam bertujuan agar panen garam bisa dilakukan minimal dua kali dalam satu bulan.
Kepala Bidang Usaha Perikanan Dinlutkan Kebumen Winarti menjelaskan, satu unit terdiri dari tujuh tunnel garam dan satu tandon. Di lokasi yang sama, akan dibangun pula gedung pengolahan dan gudang garam.
Saat ini di Karanggadung hanya memiliki satu unit tunnel garam. Satu unit tunnel tersebut, saat ini dikelola oleh satu kelompok usaha garam rakyat (Kugar).
Rata-rata untuk satu unit tunnel per periode pamen, hanya menghasilkan 350 kilogram garam. Dengan produksi atau panen bisa dilakukan hanya tiga kalo dalam satu bulan. “Jadi kalau satu tahun kira-kira satu tunnel menghasilkan 6.300 kilogram garam,” jelas Winarti kemarin (31/8).
Dengan adanya penambahan tunnel, diharapkan produksi dan panen bisa dilakukan minimal dua kali panen dalam satu bulan. Selanjutnya, target ke depan, Karanggadung bisa panen garam setiap minggu. “Dengan catatan tandon untuk unit minimal ada dua. Saat ini karena masih satu, panen bisa dilakukan dua kali dalam sebulan,” lanjutnya.
Pembangunan tunnel, direncanakan akan selesai dalam waktu tiga bulan ke depan. Dengan pagu anggaran sebesar Rp 805 Juta.
Karanggadung dipilih karena lokasi yang masih luas dan tidak masuk dalam lahan pengembangan shrimp estate.
Selanjutnya, evaluasi akan dilakukan setelah tunnel siap digunakan. Jika berkembang dan masih berpotensi, penambahan pembangunan tunnel garam akan kembali dilakukan di wilayah Petanahan. Namun jika hasil evaluasi tidak baik, pembangunan tunnel akan dipindahkan ke lokasi yang lebih berpotensi. “Di Petanahan ada dua lokasi produksi garam yakni di Karanggadung dan Karangrejo,” tuturnya.
Ketua Kelompok Kugar Pandan Kuning Berkah Samudra Suwarno menambahkan, saat ini satu unit tunnel garam yang ada adalah swadaya masyarakat yang telah berproduksi selama 1,5 tahun. Lokasi yang berada di tengah-tengah pohon cemara, membuat produksi garam tidak maksimal. “Kadang dapat panasnya hanya kurang,” kata Suwarno.
Dengan adanya pengembahan tunnel, nantinya akan lebih banyak masyarakat yang turut andil dalam produksi garam. Nantinya, setiap unit tunnel akan dikelola oleh satu Kugar. Lokasi tunnel baru yang berada di tanah yang lapang, diharapkan mampu memproduksi garam secara maksimal. “Pohon kelapa banyak ditebang agar nanti tunnel dapat sinar matahari secara maksimal,” bebernya. (eno/din/er)
