Produktivitas Lahan Sawah Baru di Tak Maksimal

Produktivitas Lahan Sawah Baru di Tak Maksimal
Ilustrasi lahan persawahan di Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulonprogo yang mengalami kekeringan beberapa waktu lalu.

KULONPROGO, Radar Jogja – Kurang optimalnya saluran irigasi di Kulonprogo berdampak pada tidak maksimalnya produktifitasnya lahan sawah cetak baru. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat berdampak pada menurunnya jumlah produksi padi yang mengancam ketahanan pangan.

Wakil Ketua II DPRD Kulonprogo Lajiyo Yok Mulyono mengatakan, optimalisasi saluran irigasi tersebut perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan lahan cetak sawah baru di Kulonprogo. Sebab, beberapa wilayah yang memiliki lahan cetak sawah baru dirasa kurang optimal dalam hal panen produktivitas padinya.

Lajiyo mencontohkan, salah satu lahan yang dirasa kurang optimal adalah di Kalurahan Donomulyo, Kapanewon Nanggulan pada 2017 lalu. Di wilayah tersebut, lahan seluas 34 hektar hanya bisa melakukan panen satu kali satu tahun dan kini kondisinya mangkrak.

Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan karena pemerintah setempat tidak membarengi pembangunan saluran irigasi seiring dengan hadirnya lahan sawah baru. Sehingga lahan itu pun tidak berfungsi optimal.

“Untuk itu kami berharap agar Pemkab Kulonprogo melalui OPD terkait bisa membangun jaringan irigasi pendukung cetak sawah baru,” ungkap Lajiyo kepada wartawan, kemarin (6/9).

Lebih lanjut, politikus Gerindra itu mengungkapkan bahwa optimalisasi cetak lahan sawah baru tersebut penting untuk mendukung program ketahanan pangan di wilayah tersebut. Terlebih dampak dari pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) juga turut menggerus lahan pertanian di Kulonprogo.

Namun demikian, ia berharap dengan seiring terus munculnya lahan persawahan baru. Pemerintah juga harus membangun infrastruktur pendukungnya. Sehingga harapannya produktifitas benar-benar bisa maksimal.

“Dalam hal ini kami sangat mendukung adanya cetak sawah baru, namun harus diimbangi dengan pembangunan infrastruktur irigasi. Sehingga benar-benar mampu menjadi lahan produktif dan meningkatkan produktifitas hasil pangan di Kulonprogo,” terangnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Aris Nugroho mengatakan bahwa untuk tahun ini pihaknya menargetkan penambahan cetak sawah baru seluas 50 hektar. Kemudian untuk alih fungsi lahan pertanian, ia mencatat selama tiga tahun terakhir telah terjadi penyusutan lahan seluas 76 hektar.

“Kegiatan cetak sawah ini memang menjadi kegiatan utama kami di 2021, di tahun lalu kami sudah cetak 50 hektar. Di tahun ini kami punya target 50 hektar lagi,” ujar Aris. (inu/bah/er)

Lainnya