
LOANO, Radar Purworejo – Jembatan Sedayu 3 mendesak diperbaiki. Sebab, jembatan tersebut menjadi akses utama menuju destinasi wisata Glamping D’Loano dan Borobudur Highland.
Pemerintah Kabupaten Purworejo mengambil langkah cepat untuk memperbaiki Jembatan Sedayu 3 yang rusak. Glagar jembatan rusak sehingga dinilai sangat membahayakan pengguna jalan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Kabupaten Purworejo memanfaatkan dana pendampingan untuk melakukan perawatan jembatan tersebut sejak akhir Agustus lalu. Nilainya Rp 118 juta. Pengerjaan ditargetkan selesai dua bulan.
Sejatinya, perawatan jembatan tersebut menggunakan anggaran bantuan keuangan (bankeu) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Namun, bantuan tersebut belum dikucurkan.
Kepala DPU PR Kabupaten Purworejo Suranto mengungkapkan, jembatan yang berada di ruas Banyuasin di Kabupaten Purworejo dan Pagerharjo di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Jogjakarta, itu tidak boleh dilalui kendaraan roda empat sejak Maret lalu. Larangan tersebut dilatarbelakangi kerusakan glagar jembatan sehingga dinilai sangat membahayakan pengguna jalan.
“Sebenarnya kita menunggu penanganannya dari bankeu provinsi. Sementara waktu kendaraan dialihkan melalui jalan warga di Desa Sedayu Kecamatan Loano, Purworejo,” jelas Suranto kemarin (13/10).
Hanya saja, menurutnya, warga merasa keberatan dengan penggunaan jalan tersebut. Di sisi lain, kepastian turunnya bankeu belum jelas. Padahal, anggaran lain yang berasal dari sumber yang sama sudah turun sejak Juli lalu.
“Sebenarnya bankeu dari provinsi itu sudah ada di tahun 2020. Tapi, nilainya kurang. Di mana, kebutuhannya mencapai Rp 5,1 miliar. Lalu kita ajukan lagi dan disetujui, ada kenaikan dan turun di tahun 2021 ini,” imbuh Suranto.
Pandemi Covid-19 kemungkinan berdampak terhadap bantuan tersebut. Anggaran untuk peningkatan jembatan menuju kawasan Glamping D’Loano dan Borobudur Highland di bawah Badan Otorita Borobudur (BOB) itu mengalami refocusing (memfokuskan kembali anggaran). DPU PR Kabupaten Purworejo memutuskan menggunakan terlebih dahulu dana pendampingan yang disiapkan untuk penanganan darurat.
“Rencananya jembatan sepanjang dua puluh enam meter itu akan dilebarkan dari tiga meter menjadi tiga meter. Di mana, enam meter untuk jalan dan satu meter untuk trotoar di jembatan,” paparnya.
Suranto menyebutkan, penanganan Jembatan Sedayu 3 mendesak dilakukan. Dia meminta pengguna jalan tidak melintas jika membawa muatan melebihi tonase seusia yang ditentukan.
”Jadi, kalau angkutan seperti truk membawa muatan lebih, ya, kita minta untuk dilangsir, baik sebelum atau sesudah jembatan,” katanya.
Suranto mengaku, untuk melakukan pengawasan tonase sudah berkomunikasi dengan pemerintah desa setempat. Warga yang melihat ada truk bermuatan berat diminta memberikan imbuauan agar muatannya diturunkan.
“Dengan langkah seperti ini, umur jembatan darurat bisa lebih panjang hingga waktu penanganan dari Provinsi dilakukan,” ungkap Suranto. (udi/amd)
