
RADAR PURWOREJO – Informasi di era digital saat ini sangat mempengaruhi bagaimana orang mengambil keputusan. Setiap kali ada momentum yang mendapatkan perhatian publik selalu diwarnai dengan informasi yang keliru, entah itu sifatnya sengaja atau tidak sengaja. Hal itu pentingnya masyarakat untuk bisa mengambil keputusan terbaik dari segala informasi yang membanjir di era digital.
Pernyataan itu disampaikan Septiadi Eko Nugroho dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dalam Sarasehan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Kabupaten Purworejo dalam rangka Milad Muhammadiyah ke 109 Tahun 2021 dengan tema Revitalisasi AMM Menyongsong Purworejo Smart-City, di Ruang Seminar Kampus Sucen Universitas Muhammadiyah Purworejo, kemarin (25/11). Kegiatan ini juga diisi penandatanganan deklarasi memerangi Hoax dan mendungkung Purworejo Smart-City.
Dijelaskan, dalam sarasehan ini bisa belajar bersama, bagaimana mengecek konten yang benar. Hal ini selain dibutuhkan skill, juga kemampuan psikis atau emosi. Jangan mudah terhasut dengan konten yang sumbernya tidak jelas. “Indonesia ini dikenal sebagai masyarakat agamis, sebuah value yang bisa digali untuk menyikapi hal tersebut,” jelasnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Purworejo H Pudjiono mengungkapkan, sarasehan kali ini bersamaan dengan dengan Milad Muhammadiyah yang Ke 109. Bisa menjadi tonggak sejarah di abad jeda usia Muhammadiyah. Dia mengajak generasi saat ini untuk cerdas intelektual, cerdas emosional, dan cerdas sosial serta spiritual. AMM harus siap berkolaborasi dengan komponen pemuda yang lain untuk menjadikan Purworejo Mulyo.”Tidak hanya pada fisik, tetapi juga kearifan, keadilan, dan kemakmuran,” ungkapnya.
Harapannya, 20 tahun ke depan pemuda saat ini harus sudah siap menerima perubahan. Mulai hari ini berikan solusi bagi semua permasalahan di masyarakat, usulan kebijakan aplikasinya jangan sampai tumpang tindih. Ditambahkan, tema yang diambil dalam sarasehan kali ini sangat pas.
Harapannya kedepan AMM tidak menjadi beban pemerintah, tetapi justru bisa berkontribusi pada pembangunan bangsa dalam segala aspek kehidupan. Hal itu perlu pemikiran kritis yang menjadi bagian yang disampaikan ke pemerintah, tidak hanya kritis tetapi juga harus solutif.”Jangan sampai Purworejo yang ada di segitiga emas warganya hanya menjadi penonton, tidak bisa menjadi pelaku. Hal ini butuh SDM yang Islami kapabel dan akseptabel,” ucapnya.
Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Purworejo, Subur Pujiono menyatakan, peserta di kegiatan hari ini diikuti sekitar 100 orang, terdiri dari perwakilan Angkatan Muda Muhammadiyah Purworejo, di antaranya Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Purworejo, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah, Pimpinan Daerah Hizbul Wathan, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Tapak Suci, Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Salah satu peserta, Suryati, yang juga perwakilan Pimpinan Cabang Mahasiswa Muhammadiyah Purworejo mengatakan, sarasehan menjadi media mengeratkan silaturahmi dari seluruh Organisasi Otonom (Ortom) Muhammadiyah. “Kami harus bisa melihat kondisi lingkungan, jangan menutup mata dengan kondisi yang terjadi di sekitar, jika ada kejanggalan harus berani mengkritik dan bersikap,” katanya.
Menurutnya, setelah mengikuti sarasehan, membuat mahasiswa semakin percaya diri dalam melakukan pendampingan di lapangan, termasuk untuk pendampingan masyarakat di Bendungan Bener. “Kami sebagai warga Purworejo harus bisa memberi solusi,” ujarnya. (tom/din)
