
RADAR PURWOREJO – BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Kalimasada, Desa Kaliurip, Kecamatan Bener menangkap peluang potensial, yakni budidaya tanaman hias aglonema. Tak tanggung-tanggung, harga tanaman ini bahkan ada yang mencapai Rp 20 Juta per pot.
Pengelola BUMDes Kalimasada Riyadi Ahmad menyebutkan, salah satu budidaya aglonema prioritas atau unggulan yang dibudidaya yaitu varian cut anjamani dan pride of sumatra. Mereka juga mengembangkan varian lain seperti high class, moon light, goliat, harganya cukup mahal. Harga tawar paling mahal yakni black moon light atau serat emas. “Barangnya langka dan tidak setiap green house tersedia,” ujarnya Selasa (22/2).
Varietas ini harganya bisa mencapai di atas Rp 20 juta. Meski demikian, pihaknya juga mengembangkan aglonema yang harga standar seperti jenis kochin Rp 15 ribu. Kemudian, varian menengah seperti red borju harga Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu dan varian stardust forest harganya di atas Rp 1 juta. “Saat ini yang sangat laris justru yang harga di atas 1 juta itu,” ungkap dia.
Saat ini, tanaman hias aglonema mereka belum memenuhi kebutuhan pasar. Untuk itu, masih diutamakan pada pengembangan atau budidaya. “Karena ke depan prospek tanaman hias aglonema ini akan semakin menjanjikan dan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat Desa Kaliurip,” katanya.
Menurutnya, cara budidayanya cukup mudah, dari anakan aglonema diberi pupuk enam bulan sekali. Penyiramanya tiga hari sekali tetapi tidak boleh terlalu banyak air karena akan menyebabkan tanaman layu. “Setelah besar, tunasnya diambil dan ditanam,” lanjut dia.
Seperti diketahui, saat ini tanaman hias aglonema tengah ngetren pun menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta tanaman. Selain warnanya yang menarik, harganya cukup fantastis untuk berbisnis. Bagi pecintanya, tanaman hias memiliki filosofi kehidupan.
Kepala Desa Kaliurip Pardiyantoko menyebutkan, lahan yang disediakan untuk budidaya yaitu berupa green house di lima lokasi dengan luas keseluruhan sekitar 220 meter persegi. Jenis aglonema yang ditanam ada sekitar 3.000 varian. Mendirikan BUMDes Kalimasada ini berdasarkan pada musyawarah rencana pembangunan desa (musrenbagdes) yang isinya membuat empat unit usaha yang bergerak di bidang perdagangan. “Seperti, tanaman hias aglonema, material bangunan, perikanan, dan pertanian bibit,” papar dia.
Pengembangan aglonema sudah dimulai sejak 2019 dengan membangun green house dan membeli bibit indukan aglonema sebanyak 20 jenis. Di akhir 2020 mulai menjual untuk wilayah Kabupaten Purworejo. Nantinya akan dibudayakan di masyarakat. Masing-masing keluarga mengembangkan aglonema, sehingga bisa menambah perekonomian keluarga. Penjualannya satu pintu dipusatkan melalui BUMDes Kalimasada. “Penentuan harga diserahkan di masing-masing warga yang menanam,” ucapnya. (han/din)
