Hampir Setiap Rumah Beternak Perkutut

Hampir Setiap Rumah Beternak Perkutut
TURUN-TEMURUN: Beternak burung perkutut di Desa Karangtanjung, Alian jadi potensi unggulan. Warga di sana sudah mengembang biakan burung perkutut sejaik 1990-an.

KEBUMEN, Radar Kebumen – Sejak 1990-an, warga Desa Karangtanjung, Alian telah menggeluti ternak burung perkutut. Hingga kini hampir setiap penjuru rumah warga dikelilingi kandang untuk berkembangbiak burung perkutut.

Kepala Desa Karangtanjung Ahmad Mutasil menyampaikan, ternak perkutut menjadi peluang roda perputaran ekonomi masyarakat desanya. Setiap pedukuhan yang ada di Karangtanjung terdapat peternakan burung perkutut. Terbanyak ada di DukuhJlarang. Di sana ada sedikitnya 90 warga yang menekuni ternak perkutut. “Rata-rata di Jlarang ngrumat perkutut. Kalau keseluruhan satu desa mungkin hampir ada 200 warga,” ucapnya, Kamis (10/3).

Mutasil bercerita, era dulu hanya segelintir warga yang memelihara burung perkutut. Itupun sebatas menyalurkan hobi. Seiring waktu burung perkutut berhasil dikembangbiakkan dan laris di pasaran. Tidak sedikit warga ikut mencoba hingga merasakan manisnya beternak perkutur. Sekarang burung perkutut menjadi primadona penunjang ekonomi warga. “Pokoknya bicara Karangtanjung masyarakat luas langsung ingat perkutut. Ini sebagai potensi dan kearifan lokal kami,” terangnya.

Sementara itu, salah satu peternak Bargo, 42, menyampaikan, hasil ternak perkutut Desa Karangtanjung sudah dikenal hingga masyarakat luar pulau. Meski begitu, masa pandemi Covid-19 saat ini juga berdampak pada pesanan yang datang. “Seringnya kirim ke Bali sama daerah Jawa Timur. Tapi sekarang lagi susah. Tetap ada yang pesan tapi tidak sebanyak sebelum korona,” katanya.

Ia mengatakan, masing-masing warga biasanya berternak perkutut minimal 20 pasang. Terdapat beberapa jenis burung perkutut yang dijual. Antara lain jenis cemani, kapasan, hitam dan coklat. Untuk satu ekor burung dijual dengan harga bervariasi sesuai jenis. Berkisar Rp 50-500 ribu. “Biasa itu yang hitam, sekarang tidak sampai Rp 100 ribu. Paling mahal jenis cemani bisa sampai jutaan. Termurah Rp 300 ribu,” sebutnya.

Beternak burung parkit ini terbilang mudah. Dari segi perawatan juga tidak memerlukan perhatian khusus. Biasanya setiap satu pasang ditempatkan dalam satu kandang strimin besi ukuran 2×1 meter. Kunci kesuksesan ternak burung perkutut sangat tergantung kondisi kandang dan cuaca. “Pakan pakai milet setiap pagi itu pasti. Perawatan yang macam-macam itu tidak ada. Yang penting kondisinya di ruang terbuka,” pungkasnya. (fid/pra)

Lainnya