
KEBUMEN, Radar Kebumen – Hujan lebat sejak Senin (14/3) petang, mengakibatkan banjir di 18 Kecamatan. Yakni Kecamatan Ayah, Rowokele, Buayan, Kuwarasan, Gombong, Adimulyo, Karanganyar, Puring, Klirong, Alian, Pejagoan, Kebumen, Sruweng, Petanahan, Prembun, Kutowinangun, Ambal, dan Mirit.
Ribuan warga yang tersebar di 51 desa tersebut, sudah dievakuasi untuk mengungsi. Namun sebagian masih bertahan di rumah masing-masing dan menunggu air surut.
Kepala BPBD Kebumen Munadi menjelaskan, warga yang mengungsi tersebar di beberapa Kecamatan Ayah, Rowokele, Pejagoan, Kebumen, Alian, Kutowinangun, dan Prembun. Lantaran air sudah mencapai satu meter. “Jumlah jiwa masih dalam pendataan,” bebernya kemarin (15/3).
Data sementara, ada 300 pengungsi dari Desa Demangsari, Ayah. Total, ada 28 RT di 10 RW yang terdampak banjir ini. Selain itu, ada 211 pengungsi dari Desa Kedungweru, Ayah. Dengan rincian 27 lansia, 33 balita 33, dan 151 dewasa.
Desa Bulurejo, Ayah, lanjutnya, terdampak banjir 2.135 orang dari 745 KK. Jumlah pengungsi ada 556 jiwa dari 200 KK. “Mereka mengungsi di sebuah masjid yang lokasinya lebih tinggi dan sebagian di rumah keluarga,” rincinya.
Di Kecamatan Rowokele, banjir menggenangi Desa Pringtutul. Tepatnya di RT 06, RT 05, dan RW 02. Kedalaman air kurang lebih satu meter. Warga sedang didata dan dievakuasi. Sementara sebagian lagi sudah mengungsi.
Untuk Kecamatan Buayan, ada 507 KK di tiga RW di Desa Buayan yang terdampak banjir. 21 rumah terendam di Desa Jladri, dan mengharuskan 54 orang mengungsi di balai dukuh setempat. “Desa Rangkah ada 1.004 orang mengungsi di masjid setempat,” jelasnya.
Di Kecamatan Prembun, terdapat 300 orang yang terdampak banjir di Desa Sembirkadipaten. Sementara di Desa Kedungbulus ada 308 orang.
Hujan yang tak kunjung reda, lanjut Munadi, mengakibatkan debit sungai mengalami peningkatan. Terutama di Kecamatan Rowokele dan Buayan. BPBD mencatat, sejumlah sungai dalam kondisi siaga. Yakni Sungai Abang, Sungai Jatinegara, dan Sungai Kawo.
Selain itu, BPBD juga mencatat debit sungai berstatus waspada. Antara lain Sungai Karanganyar, Sungai Ketek, Sungai Turus, Sungai Gombong, dan Sungai Telomoyo. “Secara umum Kebumen diguyur hujan dengan intensitas hujan lebat dengan durasi lama. Sungai di Pringtutul naik terus hingga dini hari. Ada juga yang meluap, Sungai Telomoyo,” sebutnya.
Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menuturkan, wilayah paling parah terdampak Banjir adalah Kecamatan Ayah, Rowokele, Adimulyo, dan Prembun. Namun dia memastikan, kebutuhan pengungsi seperti makanan, obat-obatan, dan peralatan kebersihan memadai.
Arif menyebut, ada satu korban meninggal dunia dalam peristiwa ini. Yakni anak usia tiga tahun dari Desa Arjosari, Adimulyo. “Banyak barang milik warga tidak bisa dipakai karena banjir. Begitu pula dengan hewan ternak dan hasil pertanian,” ucapnya.
Oleh karena itu, Arif telah berkoordinasi dengan rice milling unit (RMU) Kutowinangun untuk menyelamatkan padi masyarakat untuk bisa yang sudah dipanen dan ada di sawah. Berlaku untuk semua petani padi yang terdampak, agar padinya bisa dikeringkan. “Nanti disperindag akan mendata petani yang padina basah. RMU juga siap memfasilitasi (mengeringkan, Red) bahkan bisa dijual di situ,” katanya.
BMKG Kelas II Ahmad Yani Semarang melalui keterangan tertulis memprediksi, hujan dengan intensitas ringan hingga lebat akan terus mengguyur Kebumen selama dua hari ke depan. Hujan diprediksi turun pada sore hingga malam hari. Dan merata hampir seluruh wilayah di Kebumen. Khusus untuk wilayah Karangsambung dan Padureso, hujan intensitas lebat diprediksi terjadi pada pukul 13.00-16.00. (fid/eno)
