
RADAR PURWOREJO – Banjir yang merendam wilayah Purworejo selatan tidak hanya masuk ke permukiman warga. Sebagian wilayah juga masuk merendam area persawahan tanaman padi yang rata-rata sudah menguning siap panen. Beruntung beberapa titik banjir surut cepat, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Purworejo pun mengklaim tidak ada padi yang gagal panen alias puso.
Kabid Sarana Pertanian dan Perlindungan Tanaman, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DPKP) Kabupaten Purworejo Jayadi menjelaskan, berdasarkan data yang sudah masuk, wilayah yang terdampak banjir di antaranya Kecamatan Banyuurip. Banjir sempat masuk ke sawah seluas 50,4 hektare dengan komoditas tanaman padi.
Kecamatan Purwodadi komoditas cabe (3,56 ha), Pituruh padi umur 95-110 hari (250 ha), Bayan padi umur 70-100 hari (95 ha), Butuh padi umur 35 hari (982 ha), Banyuurip padi umur 30-80 hari (50,4 ha), Bagelen padi umur 70-85 hari (244 ha), Ngombol padi (1.040 ha), Kutoarjo padi (46,5 ha), Kemiri padi (59 ha), dan Kecamatan Grabag padi (304 ha). “Total lahan pertanian yang terdampak ada 3.121,3 hektare, dan Alhamdulilah semua masih bisa dipanen,” ucapnya, kemarin (17/3).
Sementara itu, berdasarkan data BPBD Kabupaten Purworejo, banjir di Kabupaten Purworejo disebabkan luapan lima sungai besar (Sungai Bogowonto, Sungai Dlangu, Sungai Jali, Sungai Dulang, dan Sungai Kebang). Wilayah terdampak banjir mencakup 32 desa di 7 Kecamatan. Sedangkan wilayah yang terdampak longsor ada 6 desa di 4 kecamatan.
Rinciannya Desa Wingkosangrahan, Desa Wingkomulyo, Desa Kaliwungu Kidul, Desa Tunjungan, Desa Wonoroto, Desa Ringgit dan Desa Wingkosigromulyo di Kecamatan Ngombol. Desa Dlangu, Desa Wironatan, Desa Klepu, Desa Kedungmulyo, Desa Rowodadi, dan Desa Langenrejo (Kecamatan Butuh).
Desa Tangkisan, Desa Pogungkalangan, Desa Pogulurutengah, Desa Krandegan, Desa Bayan dan Desa Pogung Rejo (Kecamatan Bayan). Desa Bapangsari (Kecamatan Bagelen), Desa Katerban (Kecamatan Kutoarjo), Desa Trimulyo, Desa Bendungan dan Desa Rowodadi (Kecamatan Grabag). Desa Wonoyoso, Desa Tasikmadu, Desa Kendalrejo, Desa Sikambang, Desa Kalimati, Desa Tanjungrejo, Desa Petuguran dan Desa Sumber (Kecamatan Pituruh).
Sementara wilayah terdampak longsor meliputi Desa Kaliurip di Kecamatan Kemiri, Desa Kalisemo (Kecamatan Loano), Desa Plipiran, Desa Giyombong, Desa Watuduwur (Kecamatan Bruno) dan Desa Redin (Kecamatan Gebang). Tercatat kurang lebih ada 11.115 jiwa dari 2.924 KK yang terdampak banjir. Sedangkan yang terdampak longsor ada 7 KK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.085 jiwa dari 1.518 KK terpaksa harus mengungsi.
Adapun sedikitnya 2.924 unit rumah terendam banjir dengan tinggi muka air antara 80-100 sentimeter. Selanjutnya 7 unit rumah warga terdampak longsor dan ruas jalan di Desa Giyombong tertutup material longsor sehingga menghambat aktivitas dan mobilitas warga.
Sebagai upaya percepatan penanganan banjir dan longsor,BPBD Kabupaten Purworejo) bersama tim gabungan dari lintas instansi terkait telah melakukan kaji cepat, evakuasi dan pertolongan warga dan menyiapkan tempat pengungsian. “Kami juga telah mendistribusikan kurang lebih 2.500-3.000 nasi bungkus kepada warga di pengungsian maupun yang terdampak di rumah,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purworejo Budi Wibowo, kemarin (17/3).
Disinggung korban jiwa, dia mengaku belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, sementara total kerugian masih dalam proses pendataan lebih lanjut. Menurutnya hujan dengan intensitas sedang maupun lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Purworejo. Intensitas hujan ringan hingga sedang juga berpotensi terjadi hingga dua hari ke depan.
Jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi selama kurang lebih 1 jam, masyarakat di sekitar lereng tebing dan di dekat sungai kami imbau untuk waspada. “Jika sudah ada tanda-tanda lebih baik mengungsi ke lokasi yang lebih aman,” ucapnya.
Pantauan Radar Purworejo, pemandangan pasca banjir justru didominasi warga yang berburu ikan, kabar jebolan kolam ikan masuk ke area persawahan membuat warga yang terdampak banjir sedikit mendapat hiburan. Kendati sebagian pemancing juga dari luar area banjir.
Mereka menggunakan piranti pancing. Sebagian juga menggunakan jala, jarring, dan perangkap dari anyaman bambu (bubu). Beberapa berhasil membawa ikan tangkapan, beragam jenis ikan air tawar. “Banyak mas ada ikan lele dan nila. Ikan itu ikan jebolan kolam, terlepas sejak dua hari terakhir akibat banjir,” kata Aldi warga Pacor, Kecamatan Kemiri.
Menurutnya, ikan yang berhasil ditangkap bebas dibawa pulang. “Ya banjir kan sudah mulai surut, sudah biasa berburu ikan dengan teman-teman, hiburan,” ucapnya. (tom/din)
