
KEBUMEN, Radar Kebumen – Ada yang luar biasa di Kebumen memasuki penghujung akhir Juni mendatang. Pasalnya, mulai 25 Juni-2 Juli 2022 Pemkab Kebumen bakal menggelar perhelatan akbar Kebumen International Expo (KIE) dengan potensi pengunjung mencapai 120 ribu orang.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, beragam cara dilakukan pemkab untuk mengenalkan potensi dari berbagai sektor yang dimiliki. Salah satunya mengadakan KIE yang merupakan event terbesar dan pertama kalinya diadakan di Kebumen. “Kami targetkan ada 120.000 pengunjung memasuki Kebumen International Expo terdiri dari banyak kalangan masyarakat,” katanya, usai menghadiri acara silaturahmi dan halal bihalal bersama warga NU di Ponpes Al Mustaqim, Sruweng, Sabtu (28/5).
KIE, jelas Arif, sengaja dihadirkan khusus untuk masyarakat Kebumen dan sekitar. Kegiatan yang berpusat di Alun-alun Kebumen ini menjadi ajang strategis yang berorientasi pada peningkatan ekonomi masyarakat sekaligus mendorong kunjungan wisata di Kebumen. “Saya yakin ini bisa menjadi modal besar untuk mendongkrak perekonomian di Kebumen,” ujarnya.
Nantinya, KIE sendiri akan didukung lebih dari 56 ribu potensi produk unggulan Industri Kecil Menengah (IKM) yang tersebar di 449 desa dan 11 kelurahan. Meliputi olahan makanan, hasil pertanian, kerajinan hingga fashion. Lebih dari itu, menurut bupati gelaran KIE juga turut mengundang partisipasi pelaku seni dan budaya lokal. “Pelaku seni, budayawan kami berikan ruang untuk menampilkan seni kebudayaan mereka,” lanjutnya.
Arif menambahkan, untuk menarik minat para pengunjung kegiatan spektakuler tersebut bakal dimeriahkan gelaran konser para musisi papan atas, seperti Padi, Kerispatih, Slank, Kotak, Rhoma Irama, D’masiv dan lainnya. Bupati menyebut, setidaknya ada 500 peserta yang ikut berpartisipasi di KIE. Mereka dari instansi pemerintahan baik provinsi maupun daerah, BUMN/BUMD, asosiasi industri, perdagangan, dan pariwisata. “Para artis ini sebagai pemantik agar masyarakat lain dari luar Kebumen datang ikut menyaksikan kemudian melakukan transaksi ekonomi,” ujarnya.
Arif menegaskan, kegiatan KIE dipastikan tidak membebani anggaran pemerintah. Melainkan bersumber dari masyarakat dan akan dikembalikan lagi kepada masyarakat. Pihaknya menyadari pemerintah daerah tidak punya anggaran untuk itu karena pada tahun ini dipangkas untuk penanganan dan pemulihan Covid-19. “Saya pastikan Kebumen International Expo tidak dicover dengan anggaran pemerintah daerah,” tandasnya.
Sementara Ketua Komite Kajian Kebijakan Daerah (K3D) Kebumen Hariyanto Fadeli menuturkan, KIE menjadi momentum kebangkitan pelaku usaha di Kebumen seiring pandemi Covid-19 sudah bisa dikendalikan. Perhelatan tersebut dinilai sebagai pintu masuk eksplorasi berbagai produk unggulan lokal menuju era pasar bebas. “Inilah tantangan sebenarnya yang harus dijawab oleh para pelaku usaha itu sendiri. Bukan hal yang mudah namun bukan berarti tidak mungkin,” terangnya.
Mereka, kata Hariyanto, para pelaku usaha yang siap adalah mereka yang akan eksis dan mampu bertahan. Di satu sisi, bagi yang tidak siap maka butuh waktu lama atau bisa saja tergerus dan terpinggirkan dalam kompetisi dunia usaha. “Hal ini juga harus diimbangi dengan profesionalisme para stake holder UMKM itu sendiri dalam menyajikan hasil produksi mereka selama ini,” sebutnya. (fid/pra/er)
