
KEBUMEN, Radar Kebumen – Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen menyatakan 85 persen ternak di Kebumen sembuh dari paparan penyakit mulut dan kuku (PMK). Sebaran vaksin pun terus digencarkan guna mengantisipasi meluasnya dampak yang ditimbulkan.
Dari akumulasi data Distapang Kebumen, sebanyak 784 ekor dilaporkan terpapar PMK. Sebanyak 632 ekor antaranya dinyatakan sembuh. Sementara 10 ekor mati, dan 54 ekor dipotong bersyarat. Saat ini masih terdapat 88 ekor ternak kasus aktif PMK. “PMK itu asal cepat lapor, tertangani dan sembuh,” tegas Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distapang Kebumen Retno Handarwati kemarin (19/10).
Meski demikian, masih ada peternak yang menganggap bahwa PMK bukan sesuatu yang perlu disikapi serius. Bahkan, sebagian enggan melakukan upaya pencegahan melalui cara vaksinasi. Padahal menurutnya, temuan kasus di Kebumen terbilang tinggi. Terbanyak ada di Kecamatan Klirong dengan total 180 kasus. Disusul Kecamatan Buluspesantren sebanyak 118 ekor yang dinyatakan terpapar PMK. “Kalau yang sampai ngundang jagal itu karena sudah parah baru ngundang dokter,” bebernya.
“Sebenarnya 100 persen bisa disediakan vaksin. Tapi ya namanya masyarakat ada yang susah menerima program,” sambungnya.
Sejauh ini, lanjutnya, petugas terus menggencarkan sosialisasi dan vaksinasi guna mengurangi resiko ancaman. Hingga Senin (17/10), sudah 31.851 dosis vaksin yang diberikan pada hewan ternak. Dengan rincian 20.515 dosis pertama dan 11.336 dosis kedua. “Target vaksin per hari 700 ekor sampai Desember,” sebutnya.
Terpisah, anggota DPRD Kebumen Dodi Supriyanto mengajak, para peternak turut serta membantu pencegahan PMK dengan mengikuti saran maupun petunjuk dinas terkait. Dengan begitu, diharapkan tingkat keberhasilan penanganan PMK bisa lebih optimal. “Petani peternak harus ikut andil dan faham apa itu ancaman PMK. Caranya ya ikut aturan agar cepat selesai,” sebutnya. (fid/eno)
