
KEBUMEN, Radar Kebumen – Pemerintah kabupaten (pemkab) Kebumen menggagas konsep kawasan industri wisata di pesisir selatan Kebumen. Nantinya lokasi wisata berbasis pantai akan dibuat terintegrasi antara satu dengan yang lain.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto menyampaikan, konsep tersebut dicanangkan tidak lain untuk mendongkrak perekonomian masyarakat dari sektor wisata. Menurutnya, bentang alam Kebumen memiliki potensi wisata yang tidak kalah menarik dengan kabupaten lain. Karena itu, pentingnya gagasan wisata terpadu agar bisa saling melengkapi. “Tahun ini akan kami mulai,” ucapnya Selasa (18/10).
Arif menjelaskan, alasan mendasar pencanangan wisata terpadu karena Kebumen memiliki modal yang cukup. Mulai dari modal potensi alam hingga akses jangkauan. Terlebih kehadiran bandara baru di Kulonprogo menjadi magnet potensi daya tarik tersendiri. “Bandara Jogjakarta sampai Kebumen paling hanya 40 menit. Jalannya lurus di sepanjang jalur selatan,” ucapnya.
Meski demikian, dalam membangun kawasan wisata terpadu, perlu dibuat rintisan terlebih dulu. Fokus prioritas pembangunan nantinya di wisata Kaliratu, Tanggulangin, Klirong sampai Cemarasewu, Petanahan. Wilayah ini nantinya akan dibuat resort atau tempat penginapan yang ditarget rampung pada 2025 mendatang. “Tonggaknya dimulai nanti dari Kaliratu sampai Cemarasewu buat seperti Ancol,” tuturnya.
Sistem integrasi, kata Arif, juga menawarkan konsep wisata edukasi shirmp estate dan pelestarian penyu. “Kalau wisata terpadu ini sudah jadi, harus bisa terkoneksi,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Pokdarwis Kebumen Taufiq Hidayat mengatakan, destinasi wisata di Kebumen masih menyisakan pekerjaan rumah besar dari sisi pengembangan. Salah satunya butuh dukungan aksesibilitas moda transportasi. Agar keberadaan tempat wisata bisa terintegrasi.
Menurutnya, sejauh ini tempat wisata baik dikelola oleh pemkab maupun desa masih belum optimal alias stagnan. Berbeda halnya ketika sudah didukung layanan transportasi memadai. Tentu, kata Taufiq, akan menjadi faktor daya tarik wisata tersendiri. “Di sini pemda harus hadir lakukan terobosan. Rasanya percuma percantik kota dan promosi wisata kalau aksesnya rumit dan mahal,” tandasnya. (fid/eno)
