
RADAR PURWOREJO – Sanggar Tari Prigel Purworejo kini sudah berusia 38 tahun. Sejak berdiri pada 20 Mei 1985, sanggar tersebut alami perkembangan yang pesat. Bahkan, terus berinovasi dan bertransformasi mengikuti perkembangan zaman.
Sanggar Tari Prigel awalnya didirikan oleh F. Untariningsih pada 38 tahun lalu. Yakni, ibu dari pimpinan Sanggar Tari Prigel saat ini, Melania Sinaring Putri.
Hingga kini, sanggar tersebut masih sangat aktif dan jumlah peserta didiknya terus bertambah dari tahun ke tahun. Kini, siswanya berjumlah kurang lebih 200 orang. Inovasi dan transformasi menjadi kunci untuk terus mengikuti perkembangan zaman.
“Meski demikian, prinsip asah asih asuh tetap dipegang kuat. Sehingga, Prigel tidak hanya sekadar melatih anak untuk menjadi seorang penari,” ungkap Untariningsih.
Meski demikian, 38 tahun bukanlah waktu yang singkat. Banyak proses dan dinamika yang dialami. Untariningsih mengungkapkan dulu Prigel berawal dari lima orang.
“Dulu kami mulai dengan hanya 5, 10, hingga 25 orang, dan sempat kembali ke lima orang lagi. Saat pandemi kemarin jumlah siswa juga sempat berkurang, tapi sekarang sudah kembali normal. Yang jelas, saya terus semangat berproses dan berkarya,” kenangnya.
Saat ditanya mengenai alasan membuat sanggar tersebut, dia hanya memiliki pemikiran yang sederhana. Yakni, bisa mengantarkan anak-anak yang senang menari, bisa, dan bermanfaat. Prestasi bukanlah visinya. “Prestasi itu di luar angan-angan saya,” imbuh dia.
Dia sangat bersyukur dengan eksistensi Prigel hingga saat ini baik dari sisi kuantitas dan kualitas. “Yang jelas, harus peka dengan keadaan yang ada dan pintar menyikapi perkembangan seni tari. Selain itu, belajar daerah lain sehingga seni tari di Purworejo tidak terlalu ketinggalan,” katanya.
Di tahun ke-38, perayaan diperingati dengan sederhana. Minggu pagi yang biasanya diisi dengan latihan rutin, tepat pada Minggu (20/5) dimanfaatkan untuk menyatu bersama demi memperkuat jalinan kekeluargaan.
Sebanyak 200 siswa diajak untuk mendalami seluk-beluk tari khas Purworejo, Dolalak. Pun, memperagakan berbagai gerakan bersama praktisi tari dari sejumlah grup Dolalak. Peringatan tersebut juga dihadiri oleh para alumni dan pakar tari. (han/bah)
