Antisipasi Kemarau, Petani Harus Batasi Pemakaian Air

Antisipasi Kemarau, Petani Harus Batasi Pemakaian Air

RADAR PURWOREJO – Para petani di Kabupaten Purworejo diminta untuk membatasi pemakaian air guna menghadapi musim kemarau. Terlebih, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jateng memperkirakan awal musim kemarau terjadi di Mei ini dan puncaknya sekitar Oktober.

Lebih dari itu, Kabupaten Purworejo juga diperkirakan akan terdampak el nino yang mengakibatkan musim kemarau lebih lama dan kering. Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Purworejo Hadi Sadsila menyebutkan, masyarakat terutama para petani harus membatasi pemakaian air. Terutama, bagi petani yang akan mulai melakukan proses musim tanam tiga (MT 3).

“Sekarang masih MT 2 jadi musim kemarau kering belum berpengaruh karena air masih cukup. Kami mengimbau agar petani membatasi air di MT 3 untuk mengantisipasi ketersediaan air saat memasuki MT 1 berikutnya,” pesannya.

Selain itu, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Purworejo untuk mengatur debit air bendungan dan irigasi. Namun, jika masih kurang akan diantisipasi dengan pengembangan air tanah dangkal (ATD) dengan pompa dari sumur-sumur. “Sudah kami siapkan paket ATD sebanyak tiga buah,” imbuh dia.

Sebelumnya, Kabid Penyelamatan dan Evakuasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo Suparyono meminta kepada masyarakat untuk melakukan efisiensi penggunaan air. Yakni, untuk menghadapi musim kemarau.

Dia telah menyiapkan tiga unit mobil tangki air untuk berjaga jika ada warga yang kesulitan air bersih saat kemarau karena kekeringan. Di Purworejo ada 84 desa yang rawan kekeringan. Yakni, berada di Kecamatan Kaligesing, Bayan, Bagelen, Banyuurip, Bener, Loano, Purwodadi, Pituruh, Kemiri, Purworejo, Grabag, dan Gebang. (han/pra)

Lainnya