Fasad Malioboro Tak Kunjung Putih

Fasad Malioboro Tak Kunjung Putih
Elang Kharisma Dewangga/Radar Jogja

RADAR PURWOREJO – Kawasan Malioboro sebagai salah satu garis yang dilalui sumbu filosofi Jogja, terus ditata. Mulai penataan semi pendestrian, penataan pedagang kaki lima (PKL) hingga ketentuan berkesenian di area tersebut.

Sayangnya, fasad Malioboro yang rencana dikembalikan ke bentuk aslinya tidak kunjung nampak. Meski sudah setahun rencana itu digulirkan, menurut pantauan Radar Jogja, belum ada perubahan. Rencana fasad bangunan dicat putih hanya terlihat beberapa. Sementara reklame masih sama saja, ukuran tidak senada dan tidak rapi.

Salah seorang wisatawan dari Jambi, Willy, 25, mengaku sudah dua kali datang ke Jogja dan mengatakan ada perubahan di kawasan Malioboro. Pertama berwisata ke Jogja, tepatnya sebelum pandemi Covid-19 pada 2018.

“Ada perubahan sih. Dulu ada PKL, sekarang tidak. Tahu (mau dikembalikan ke fasad putih, Red). Aku tahu dari sosmed video-video. Tapi ini masih belum ya. Bayanganku kayak zaman Belanda, kayak di Bandung itu. Kemarin habis dari sana,” ujarnya kemarin (16/3).

Koordinator Lapangan (Korlap) Perkumpulan Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) KRT Karyanto Purbohusodo saat dikonfirmasi mengatakan, proyek percontohan sudah dilakukan di tahun 2022. Selanjutnya menunggu instruksi. “Sudah selesai yang proyek percontohannya. Di lima toko percontohan. Ya (lainnya menunggu instruksi, Red),”  ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIJ Rully Andriadi mengatakan, pengecatan fasad Malioboro segera dimulai dan dikembalikan seperti bentuk aslinya. “Tahun 2023 ini akan dimulai,”  ujarnya singkat. (lan/laz)

Lainnya