
RADAR PURWOREJO – Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menambah cadangan beras sebanyak 18,30 ton. Sehingga total cadangan beras berjalan sejauh ini sudah mencapai 65,05 ton.
Sesuai dengan Peraturan Gubernur DIJ Nomor 24/ 2016 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Daerah, maka cadangan beras yang harus dimiliki ialah 120 ton dengan target 2026. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan rasio penduduk Kota Jogja dengan DIJ.
Cadangan beras ini tidak hanya disimpan, tapi diputar, agar kualitas beras juga tidak menurun. “Tapi ketika pemkot butuh dalam jumlah tertentu, maka harus tersedia dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelas Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Jogja Kadri Renggono kemarin (18/5).
Cadangan beras dilakukan secara bertahap. Bertujuan untuk siaga dalam menghadapi musim kemarau atau hal-hal yang tidak diinginkan seperti bencana alam.
Cadangan beras merupakan upaya Pemkot Jogja dan Tim Pengendali Inflasi Daerah untuk menyediakan kebutuhan beras sewaktu-waktu jika ada kondisi kedaruratan. Sementara penyimpanan dan pengelolaan diserahkan ke BUMD Pemda DIJ, PT Taru Martani sejak 2019.”Bekerjasama dengan Gapoktan dan Perpadi untuk penyimpanan stok beras sebesar 25 persen, dan 75 persen lainnya dikelola, diputar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja Suyana mengatakan, cadangan beras dari 2019 sampai 2023 sudah mencapai 54,21 persen dari target yang ditentukan. Jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya. Penambahan cadangan beras ini dilakukan supaya stok pangan di Kota Jogja tetap terkendali. “Untuk persiapan menghadapi musim kemarau 2023 yang menurut prediksi BMKG lebih kering, yang memungkinkan produksi pangan akan menurun,” jelasnya.
Di sisi lain, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan karena kondisi darurat. Maka cadangan beras juga untuk menstabilkan harga dan menepis darurat pangan. (lan/din)
