Kunjungan Wisata ke Bumi Handayani Meningkat

Kunjungan Wisata ke Bumi Handayani Meningkat
TREND POSITIF - Pengunjung memanfaatkan ballroom atau ruang serbaguna yang dimiliki Hotel Santika Jalan Wonosari-Jogja. ISTIMEWA

RADAR PURWOREJO  –  Memasuki triwulan ketiga tahun ini, jumlah kunjungan wisata di Gunungkidul mengalami peningkatan. Tidak hanya dirasakan pelaku jasa pariwisata, tingkat hunian atau okupansi hotel dan restoran pun ikut terkerek.

Catatan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gunungkidul menunjukkan, okupansi hotel mulai meningkat tahun ini. Rata-rata tingkat hunian hotel di Gunungkidul naik sekitar 10 persen dibanding tahun sebelumnya.”Jika sebelumnya yang menginap perorangan kini rombongan,” kata Ketua PHRI Gunungkidul Suntoto, kemarin (7/8).

Menurut dia, okupansi itu terdongkrak seiring peningkatan minat wisatawan dari berbagai daerah dan juga mancanegara yang berlibur dan menikmati keindahan sejumlah destinasi wisata di Gunungkidul.”Ini kabar menggembirakan di industri perhotelan,” ujarnya.

Pola tamu saat ini, lanjut dia, berbeda dari sebelumnya. Banyak yang reservasi secara go show atau sehari sebelumnya. Sunyoto yakin tak hanya sektor perhotelan yang merasakan dampak positif tersebut. Tapi juga pengelola destinasi wisata. Sebab, banyak dikunjungi para pelancong.”Tidak hanya penginapan dan hotel yang dicari, restoran juga mengalami peningkatan okupansi di triwulan ketiga tahun ini,” jelasnya.

Karena itu, PHRI mewanti-wanti pelaku usaha sektor pariwisata tidak memanfaatkan momen tersebut untuk menaikkan tarif atau nuthuk harga. Sebab, itu bisa mencederai nama Gunungkidul di mata wisatawan.”Kami mengajak seluruh pelaku usaha sektor pariwisata memberikan kesan dan pengalaman yang baik bagi wisatawan selama di Gunungkidul. Di kemudian hari mereka akan datang kembali,” ucapnya.

Pihaknya optimistis okupansi hotel dan restoran ke depan terus menunjukkan trend positif. Lama tinggal wisatawan karena adanya hotel maupun penginapan memiliki nilai tersendiri.”Bagi wisatawan harga menginap di hotel tidak penting sepanjang masih dalam batas normal,” ucapnya.

Harapan ke depan, kata dia, perlu ditambah jumlah penginapan berbintang bukan non bintang. Pertimbangannya adalah jumlah kamar dan berbagai fasilitas memadai. Selain itu, kepada pemerintah diharapkan dukungan perbaikan infrastruktur jalan.”Jalan Wonosari-Baron itu saja jangan yang lain. Tidak harus dilebarkan yang penting diperbaiki,” pintanya.

Soal lampu penerangan jalan, menurut Sunyoto jadi pekerjaan rumah pemerintah. Jalan gelap di jalur wisata pada malam hari dapat mengurangi minat wisatawan. Dari segi keamanan jika, lampu penerangan memadai tingkat kerawanan juga lebih mudah diminimalisasi.”Kondisi lampu penerangan jalan umum di jalur wisata memang memprihatinkan,” ungkapnya.

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, pasca pandemi Covid-19 iklim pariwisata di Gunungkidul terus membaik. Lama tinggal wisatawan yang lebih panjang, berpengaruh pada nilai pengeluaran belanja dan pada akhirnya dapat mendongkrak sektor perekonomian.”Lama tinggal atau length of stay memacu peningkatan okupansi hotel dan restoran,” kata Harry Sukmono.

Total wisatawan yang sudah berkunjung ke Gunungkidul sebanyak 1.334.940 orang. Angka ini tercatat sejak Januari hingga awal Juli 2023. Sementara target perolehan PAD wisata sebesar Rp 28,9 miliar di 2023. Adapun target wisatawan sebanyak 4.117.190 orang. (gun)

Lainnya