
RADAR PURWOREJO – Pantai di wilayah Kapanewon Tanjungsari dan Tepus tercemar limbah cair. Kejadian tersebut dikeluhkan wisatawan, karena cairan melekat ke anggota tubuh saat bermain air di lokasi.
Kejadian ini dialami seorang wisatawan lokal, Mayarisari pada Sabtu (7/10). Dia menceritakan, pada saat itu bersama dengan anggota keluarga tengah berkunjung ke Pantai Krakal, Kemadang, Tanjungsari dan Pantai Slili, Sidoharjo, Tepus. Dia mengaku kaget melihat air laut tercemar cairan berwarna pekat.”Anak saya bermain air, tangan dan kakinya belepotan seperti ada olinya,” kata Mayarisari, kemarin (8/10).
Dikatakan, secara kasat mata limbah cair memang tidak terlihat. Namun ketika anggota badan masuk ke dalam air laut, terasa licin dan meninggalkan noda warna hitam. Dia langsung berupaya mencari informasi kesana kemari namun belum ada titik terang.”Karena (limbah) tidak kelihatan. Kami sebelumnya asyik saja main air,” ujarnya.
Menurutnya, air laut tercemar juga dikeluhkan wisatawan di Pantai Slili. Sejumlah pengunjung yang menyadari ada kejanggalan mengurungkan niat bermain air.”Terus begitu ada rombongan anak-anak yang datang mau mainan air diperingatkan,” bebernya.
Dia berharap, limbah cair mengotori pantai segera ditangani oleh pihak terkait. Dengan demikian pengunjung bisa aman, nyaman dan tidak waswas menikmati keindahan Pantai Selatan di wilayah Gunungkidul.”Kami rutin berwisata ke pantai, rutin terapi si kecil (anak) kalau pas batuk,” jelasnya.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono ketika dikonfirmasi membenarkan tercemarnya air laut di dua titik. Limbah cair ditemukan di kawasan Pantai Krakal dan Slili.”Itu dua pantai satu deretan,” kata Marjono.
Petugas langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pengecekan. Berdasarkan laporan anggota yang melakukan penyisiran, sejauh ini pantai lain aman dari limbah cair.”Dugaan kami itu (limbah) dari cairan solar,” ungkapnya.
Namun demikian belum ada kejelasan dari mana sumber limbah datang. Marjono menerangkan, kawasan pantai yang tercemar skalanya kecil. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pihaknya mengimbau kepada pengunjung agar tidak bermain air.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul Harry Sukmono mengaku belum bisa memberikan keterangan lebih jauh perihal tercemarnya dua destinasi wisata Pantai Selatan Gunungkidul.”Kami cek dulu,” kata Harry membalas melalui pesan singkat. (gun/din)
DLH Temukan Biota Laut seperti Kepiting dan Bulu Babi Mati
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul merilis informasi terkini di lokasi pantai yang tercemar limbah beracun. Biota laut dalam skala kecil seperti kepiting dan bulu babi ditemukan mati.”Laporan dari petugas kami di lapangan ditemukan kepiting kecil, binatang laut sama bulu babi mati di Pantai Slili dan Krakal,” kata Kepala DLH Kabupaten Gunungkidul Harry Sukmono, kemarin (8/10).
Untuk memastikan apakah ada benang merah dengan air laut tercemar limbah cair, hari ini akan mendalami sampel air dan limbah di dua pantai tersebut.”Kami ujikan di laboratorium. Sehingga bisa dianalisa dan simpulkan sebabnya apa,” ujarnya.
Pihaknya berharap kejadian ini terlokalisasi, sehingga wisatawan, dan masyarakat di sekitar pantai tidak terganggu.
Sementara itu, Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono mengatakan, petugas dibantu wisatawan telah membersihkan pantai yang tercemar limbah cair.”Bagian pasir diinjak-injak wisatawan, petugas juga menimbun cairan tersebut,” kata Marjono.
Pihaknya membenarkan, sejumlah biota laut mati di lokasi penemuan limbah cair yang diduga solar. Namun demikian, jumlahnya sangat sedikit dan terlalu dini jika dikaitkan dengan munculnya limbah.”Kebetulan cuaca sangat panas, bisa jadi biota laut mati karena kepanasan. Tapi kalau dikaitkan dengan limbah cair, perlu penelitian lebih jauh,” ujarnya.(gun/din)
