
KEBUMEN, Radar Kebumen – Saat pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) disorot DPRD setempat, kepala dinasnya dirotasi. Kini dipindah menjadi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen.
Ada delapan pejabat eselon II bertukar jabatan baru. Termasuk posisi kepala Dinas PUPR. Haryono Wahyudi dari sebelumnya menjabat pucuk pimpinan Dinas PUPR. Kini dirotasi menjadi Kepala BPBD Kebumen. Sedangkan jabatan baru diisi Joni Hernawan dari Dinas LHKP. Perombakan pejabat tersebut ditandai dengan pelantikan serta pengambilan sumpah jabatan.
Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, seluruh pejabat baru agar bekerja sesuai aturan serta tidak menyalahgunakan kewenangan. Ia juga meminta pejabat bekerja dengan hati dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat Kebumen. “Saya tidak meminta apapun, kecuali bekerja dengan baik, taat aturan dan berikan yang terbaik untuk kemajuan Kebumen,” jelasnya, saat pelantikan di Pendopo Kabumian, pada Kamis (29/9).
Khusus kepala Dinas PUPR, Arif berpesan untuk mengurangi pertemuan dengan pengusaha yang terlibat dalam pekerjaan infrastruktur. Ia mengingatkan jika memang terpaksa harus bertemu maka berlangsung di ruang konsultasi khusus, bukan di ruang kepala dinas. Dia berpesan, supaya di kantor diperbanyak CCTV. Pertemuan di ruang konsultasi tidak boleh sendiri. “Minimal tiga orang dan tidak boleh melakukan pertemuan dengan penyedia jasa di luar kantor,” ucap Arif.
Sebelumnya legislator di DPRD Kebumen menyoroti beberapa pekerjaan jalan di bawah Dinas PUPR. Di antaranya merekomendaskan pembongkaran terhadap hasil pekerjaan infrastruktur jalan Purwodeso-Petanahan. Proyek pekerjaan senilai Rp 5,4 miliar itu terpaksa dibongkar karena dinilai jauh dari ketentuan spesifikasi.
Arif sendiri beralasan, pergeseran pejabat tinggi pratama merupakan hal biasa karena sesuai kebutuhan organisasi. Selain itu pengisian jabatan memang murni karena kebutuhan serta untuk memberikan optimalisasi pelayanan kepada masyarakat. Ia menyebut rotasi jabatan sekarang ini sempat tertunda dua kali lantaran berbagai pertimbangan. “Pelantikan ini untuk penyegaran organisasi hal lumrah dan alhamdulillah hari ini bisa digelar,” tuturnya.
Tak lupa, Arif juga menyampaikan apresiasi kepada pejabat dilantik atas kemampuan dan prestasi yang dicapai sesuai bidang selama ini. Ia pun menyinggung masih membutuhkan para pejabat mumpuni dan sesuai kriteria untuk mengisi kekosongan kepala disdik, inpektorat, distapang dan dinkes. “Kami masih mencari orang yang tepat karena Inspektorat harus diisi orang ahli hukum dan memahami auditor,” jelasnya.
Selain kepala Dinas PUPR, pejabat lain yang dirotasi yakni Agung Pambudi diberikan kepercayaan menjadi Staf Ahli Bupati (SAB). Sebelumnya, Agung menjabat sebagai kepala DPMPTSP. Kemudian, Muhamad Arifin dilantik menjadi asisten III Sekda Bidang Administrasi Umum. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Sri Kuntarti dilantik sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, sebelumnya ia menjabat sebagai Sekretaris Dewan. Kemudian ada Munadi dilantik sebagai Sekretaris Dewan, sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala BPBD Kebumen. Adapun kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan kini dijabat oleh Asep Nurdiana. Sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan terakhir Dyah Woro Palupi dilantik sebagai Kepala Dinas DPMPTSP, sebelumnya ia menjabat sebagai Kepala Inspektorat.
Terpisah, anggota DPRD Kebumen Bambang Sutrisno menyampaikan, rotasi jabatan kepala dinas menjadi hal lumrah di lingkungan eksekutif. Namun, Bambang hanya menekankan mutasi tersebut mestinya bukan sekedar menjawab kebutuhan organisasi. Tapi harus memperhatikan kompetensi atau kemampuan masing-masing kepala dinas. “Jangan tahunya pertanian ditaruh buat ngurusi pendidikan. Kacau nanti. Ya minimal pejabat eselon linier dengan skill dimiliki,” tegas Bambang.
Dengan begitu, kata dia, setiap sektor di eksekutif akan memberikan warna kemajuan sesuai potensi SDM. Sebab, jika tidak diisi orang mumpuni sesuai bidang, pembangunan di Kebumen akan berjalan stagnan. “Ibarat koki, dia harus bisa meracik dan menciptakan menu baru supaya restoran dikenal. Sama dengan kepala dinas itu sangat penting,” paparnya. (fid/pra)
