
RADAR PURWOREJO – Komponen pertumbuhan ekonomi mulai mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tersebut terjdi sejak 2020. Meski, hal itu baru dari sektor konsumsi pemerintah yang sampai triwulan keempat tahun lalu tumbuh sebesar 1,94 persen.
Sedangkan triwulan pertama periode 2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi positif sebesar 0,96 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Hal itu terkuak dalam telekonferensi yang diikuti Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Purworejo di Jalan Oerip Soemohardjo kemarin (12/7). Kondisi ini terjadi saat terjadi pandemi virus korona (Covid-19).
“Kondisi perekonomian Jawa Tengah pada triwulan pertama 2021 tumbuh minus 0,87 persen, atau membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar minus 3,34 persen. Di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, capaian itu pantas disyukuri,” ucap Kepala KPPN Purworejo Laurensia Virmani.
Dijelaskan, hal itu dikuatkan dengan analisis Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah. BI menyebutkan pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan pertama tahun 2021 dipicu peningkatan aktivitas pada seluruh komponen. Sumbangan terbesar dari ekspor luar negeri dan investasi.
“Konsumsi rumah tangga sebagai kontributor perekonomian yang terbesar masih terkontraksi, meskipun sudah mulai membaik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pandemi Covid-19 benar-benar berdampak besar terhadap perekonomian di Indonesia. Laju pertumbuhan ekonomi terkontraksi hingga menyentuh angka minus 2,07 persen pada tahun 2020,” jelasnya.
Menurutnya, KPPN Purworejo telah berupaya maksimal dalam memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan regional. Di antaranya, melalui langkah-langkah akselerasi penyerapan dana APBN yang telah dialokasikan untuk Provinsi Jateng.
Selain itu, berbagai kebijakan dan inovasi layanan telah dilaksanakan agar kinerja pelaksanaan anggaran kementerian negara atau lembaga di Jawa Tengah. Langkah itu memberikan kontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi.
KPPN Purworejo mengalokasikan dana APBN untuk Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kebumen pada semester pertama 2021 sebesar Rp 1,61 triliun. Rinciannya, alokasi belanja kementerian negara/lembaga sebesar Rp 642,6 miliar serta dana alokasi khusus fisik dan dana desa senilai Rp 963,95 miliar. Dana alokasi khusus fisik sebesar Rp 194,70 miliar dan dana desa sejumah Rp 769,25 miliar.
Realisasi penyerapan APBN pada 2021 periode semester pertama tahun 2021 secara keseluruhan mencapai Rp 676,53 miliar atau sebesar 42,11 persen. Realisasi belanja kementerian negara/lembaga sebesar Rp 288, 26 miliar atau 44,86 persen.
Sementara itu, realisasi penyaluran dana alokasi khusus fisik dan dana desa sebanyak Rp 386,6 miliar atau 40,11 persen. Terdiri dari penyaluran dana alokasi khusus fisik Rp15 miliar dan penyaluran dana desa Rp 371,6 miliar. Penyerapan anggaran belanja kementerian negara/lembaga semester pertama 2021 mencapai Rp 288,26 miliar atau sebesar 44,86 persen. Rinciannya, belanja pegawai Rp 210,62 miliar (50,69 persen), belanja barang Rp 71,11 miliar (41,41 persen), belanja modal Rp 6,52 miliar (11,76 persen), dan belanja bantuan sosial Rp 0,01 miliar (41,67 persen).
Virmani menilai secara keseluruhan tingkat penyerapan anggaran kementerian negara/lembaga tersebut sudah cukup baik. ”Namun, dilihat per jenis belanja, penyerapan anggaran yang optimal yaitu pada belanja pegawai, belanja barang, dan belanja bantuan sosial. Sedangkan penyerapan belanja belanja modal masih belum optimal dan memerlukan langkah-langkah akselerasi pada periode berikutnya,” ujarnya. (tom/amd)
