
SEMARANG – Program bantuan insentif kepada pengajar agama di Provinsi Jawa Tengah kembali bergulir. Tahun ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akan mencairkan bantuan untuk guru mengaji menjelang lebaran.
Total ada 211.455 pengajar agama, yang diberi stimulus karena telah sukarela mengamalkan ilmu untuk membentuk karakter siswa. Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Imam Maskur mengatakan, program ini telah empat tahun berjalan, sejak 2019. Diawal program, baru 171.131 pengajar agama yang mendapatkan insentif. Satu tahun kemudian, di 2020 total penerima naik 40.324 menjadi 211.455 orang. Baik untuk pengajar agama Islam di madrasah diniyah,pondok pesantren dan TPQ, sekolah Minggu (Kristen/Katolik) Pasraman (Hindu) dan Vijjalaya (Buddha).
“Untuk 2022 (pencairan) kami rencanakan (setiap) empat bulan. Untuk pencairan pertama itu pada April saat ramadan menjelang lebaran. Saat ini tengah menunggu tanda tangan Naskah Perjanjian Hibah Daerah, ke Kepala Kanwil Kementrian Agama Jateng, akan ditransfer ke rekening penerima masing-masing,” ucapnya, Senin (21/3).
Dalam satu tahun, para penerima insentif guru agama akan memeroleh masing-masing Rp 1,2 juta . Meski nominalnya tidak besar, Imam menyebut hal itu adalah bentuk perhatian Pemprov Jateng, kepada rakyatnya. Adapun, total anggaran yang diberikan untuk para penerima berjumlah Rp 253.746.000.000. “Kebijakan dari Pak Gubernur dan Pak Wagub, semua pengajar agama dikasih,” imbuhnya.
Selain bantuan tersebut, duet Ganjar-Yasin juga memberi perhatian kepada siswa-siswi yang bersekolah di Madrasah Aliyah. Ia menyebutkan, total anggaran yang dikucurkan untuk program ini adalah Rp 26 miliar. Imam menyebut, program ini telah berjalan selama tiga tahun. “Ini sangat luar biasa kebijakan pak gubernur dan pak wagub. Meskipun di luar kewenangan kita, karena kewajiban Pemprov Jateng kan hanya SMA,SMK dan SLB. Siswa-siswi setara SMA/SMK dalam hal ini Madrasah Aliyah pun diberikan BOSDA,” ujarnya.
Imam menyampaikan, dengan program ini masyarakat Jateng khususnya pelajar, mendapatkan ajaran tentang penguatan mental dan sebagai bentuk kehadiran negara di tengah rakyat.”Ini merupakan bentuk stimulus dan dukungan, karena kontribusi mereka telah menanamkan karakter melalui pengajaran akhlak dan budi pekerti,” katanya. (*/pra)
