
RADAR PURWOREJO – Masyarakat di Kapanewon Ponjong dilibatkan dalam penguatan rantai pasok biomassa. Biomassa adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut semua senyawa organik yang berasal dari tanaman pertanian, alga, dan sampah organik. Kesepakatan tersebut merupakan sejarah baru bagi pengembangan energi listrik terbarukan di Indonesia.
Acara pengembangan ekosistem green economy untuk mendukung net zero emission berbasis keterlibatan masyarakat di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ) berlangsung di Telaga Ngricik Wetan, Kalurahan Gombang, Selasa (14/3).
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, kerjas ama pengembangan ekosistem green economy merupakan sejarah baru bagi pengembangan energi listrik di Indonesia. “Hari bersejarah, sebab PLN berkolaborasi dengan Pemda DIJ melakukan pilot project penanaman biomassa. Program hari ini dimulai dengan 30 hektare di Gunungkidul pada tanah kas desa dan Sultan Ground, dan kami menanam 50 ribu tanaman energi,” kata Darmawan.
Rantai pasok biomassa diawali dengan menanam berbagai jenis pohon untuk bahan energi terbarukan. Jenis pohon yang dimaksud meliputi kaliandra, gamal, jati putih, dan indigofera.”Keterlibatan masyarakat dalam program ini membantu meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, setidaknya ada dua dampak positif dari penanaman pohon biomassa. Bagi masyarakat, daunnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak. Seperti diketahui selama ini ketika musim kemarau banyak mendatangkan pakan ternak dari luar kabupaten. “Harapannya ini bisa meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Kemudian dalam kurun waktu satu sampai satu setengah tahun pohonnya dimanfaatkan sebagai energi biomassa untuk covering di PLTU. Menurut dia empat jenis tanaman itu dipilih karena dapat bertahan pada lahan kering.”Jadi ini pilot project 30 hektare dan dalam waktu dekat kami akan ekspansi menjadi 300 hektare khusus hanya di Gunungkidul, dan kami akan lakukan ekspansi di tingkat nasional,” bebernya.
Dia menyebut, ini adalah konsep ketahanan energi rakyat semesta. Adalah sumber energi baru terbarukan yang berbasis kepada kekuatan rakyat. Rakyat dilibatkan untuk menanam, mengelola, memanen dan memproses.”Selama tiga tahun ini PLN mencoba mengaplikasikan convering biomassa di 36 pembangkit PLTU, dan berhasil. Kami mencanangkan 10 persen dari konsumen batu bara bisa digantikan biomassa yang notabennya berkonsep pada energi kerakyatan,” ucapnya.
Gubernur DIJ Sultan Hamengku Buwono X berharap pengembangan ekosistem green economy dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Manfaat terdekat adalah dari daunnya.”Harapan saya masyarakat itu dilibatkan dalam penanaman dan sebagainya. Nanti daunnya bisa untuk ternaknya, harapan saya bisa dihitung, kalau selama ini kekurangan makanan ambil rumput gajah di tempat lain dan ini setelah 6 bulan bisa jadi makanan ternak,” kata Sultan.
Dengan tidak membeli pakan ternak, harapannya tingkat konsumsi masyarakat meningkat. Pengeluaran kebutuhan masyarakat nantinya dapat dipangkas dan dapat mengerek konsumsi keluarga.”Hanya susahnya harapan saya dikonsumsi agar kemiskinan turun. Tapi kalau di-bank -e (ditabung), disimpen, yang miskin tetap tinggi karena tidak dihitung jadi konsumsi, jadi aset itu,” ucapnya. (gun/din)
