
RADAR PURWOREJO – Daya tampung SMA Negeri 1 Grabag sebanyak 324 siswa. Di hari keempat pendaftaran peserta didik baru (PPDB), ada lebih dari 855 siswa dari berbagai SMP/MTs yang datang ke SMA Negeri 1 Grabag untuk melakukan pengajuan akun. Dari jumlah itu, yang melakukan verifikasi persyaratan pendaftaran per Senin (19/6) sebanyak 280 calon siswa (casis).
Namun, ada kendala yang dihadapi beberapa casis saat mendaftar lewat jalur afirmasi. Mereka diketahui telah memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan sebagai penerima Program Keluarga Harapan (PKH), namun tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraah Sosial (DTKS) dari Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Tengah.
Verifikator PPDB SMA Negeri 1 Grabag Muhamad Kadafi menuturkan, sistem PPDB tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya. “Untuk jalur afirmasi, permasalahannya banyak anak yang punya KIP dan tercatat di PKH, tapi kenyatannya saat pengajuan akun, banyak yang tidak tercatat,” sebutnya saat ditemui, kemariin (19/6).
Bahkan, kata dia, banyak orang tua/wali yang melakukan komplain karena tidak masuk dalam DTKS. Sehingga anaknya tidak bisa mendaftar jalur afirmasi. Setelah ditelusuri, ada beberapa kriteria yang tidak muncul. Kadafi maupun tim PPDB lainnya pun menyarankan agar casis mendaftar lewat jalur prestasi maupun zonasi. Mengingat sekolah tidak memiliki wewenang untuk mengatur hal itu.
Selain itu, banyak siswa yang melakukan pengajuan akun di SMA Negeri 1 Grabag karena kesulitan mendapat jaringan internet yang memadai saat di rumah. Sehingga sekolah telah menyediakan enam perangkat untuk membantu siswa membuat akun. Selain itu, orang tua/wali yang cenderung gagap teknologi (gaptek), lebih memilih agar anaknya membuat akun PPDB di sekolah terdekat.
Kepala SMA Negeri 1 Grabag Tatak Setyono mengatakan, ada 324 siswa yang bakal diterima dan dibagi menjadi 9 rombongan belajar (rombel). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah pun memberikan instruksi kepada SMA/SMK untuk menambah kuota siswa. Tapi pihaknya mempertimbangkan beberapa hal. Satu di antaranya Kecamatan Grabag memiliki dua SMA negeri.
Dia khawatir, akan terjadi kekurangan kuota di SMA tersebut apabila pihaknya menambah kelas. Meski harus menambah kuota siswa pun, SMA Negeri 1 Grabag memiliki kelas kosong yang dapat ditempati untuk proses pembelajaran. “Pertimbangannya karena sama-sama SMA, jadi harus merata,” terangnya.
Selama ini, sebagian besar siswanya berasal dari Kecamatan Grabag karena persentase jalur zonasi sebanyak 55 persen. Namun, ada pula siswa dari Kecamatan Pakis yang bisa bersekolah di SMA Negeri 1 Grabag karena masuk dalam zonasi khusus sebesar 8 persen atau 25 siswa. Sedangkan jalur prestasi menyediakan kuota sebanyak 20 persen, jalur afirmasi 20 persen, dan perpindahan orang tua/wali 5 persen. (aya/bah)
