
Radar Purworejo Kabupaten Purworejo mau berbuat apa dengan hadirnya Yogyakarta International Airport (YIA)di Temon, Kulonprogo. Multiplier effect bandara yang sangat dekat dengan Purworejo ini harus menjadi peluang yang harus ditangkap semua sektor. Tidak terkecuali bidang olahraga. Khususnya sepak bola.
Pagi itu, anak-anak terlihat begitu bersemangat mengakrabi rumput di lapangan Alun-Alun Purworejo. Di bawah terik matahari yang konon cukup ditakuti virus Korona, mereka berlari, menjajal akurasi menendang bola, mengasah kecakapan menggocek bola dan meliku lawan.
Disaksikan mistar gawang yang patuh terdiam, menunggu lahirnya bibit-bibit unggul pemain sepak bola Purworejo.
Di balik semangat anak-anak itu ternyata ada nama Angko Setiyarso Widodo. Dia Ketua Ikatan Sepak bola Purworejo (ISP) yang menjadi aktor dan turun langsung mengawal visi. Tekadnya satu, membawa Ikatan Sepak bola Purworejo (ISP) Menuju Liga Profesional di tahun 2023 mendatang.
Senyum Angko, yang kini juga masih aktif menjabat sebagai Ketua Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Purworejo Periode 2018-2022 pun mengembang, melihat semangat yang ditunjukkan anak-anak gigih berlatih.
“Program ISP menuju liga profesional atau industri akan segera terwujud. Pola yang kami lakukan ini ke depan akan menjadi role model,” ucap pria yang pernah menduduki kursi pimpinan DPRD Purworejo dua periode ini dengan tatapan mata penuh harapan, kemarin (23/11).
Menurutnya, tidak banyak atau bahkan belum ada klub profesional yang menjalankan pola seperti serupa. Menjaring bibit dari SSB tingkat desa. Obyektif memberi peluang kepada bakat-bakat terpendam, yang tentunya juga akan menjalar pada industri suporter yang militan ke depan.
Target Angko menelurkan atlet usia dini yang mampu berprestasi di level nasional. Tahun 2021, diklat sepak bola tingkat SLTP dan SLTA akan dimulai. “Diklat sebagai tempat menggodok atau membidani pemain terbaik untuk memasok kebutuhan ISP,” ujarnya.
Dijelaskan, ISP sengaja merancang kompetisi antardesa. Pada tahap pertama diikuti lima kecamatan (Purworejo, Kemiri, Kutoarjo, Purwodadi, dan Loano). Ke depan tentunya akan diikuti semua kecamatan se Kabupaten Purworejo. ISP juga sudah merancang kompetisi dalam tiga level, mulai kompetisi usia dini kelompok umur 11 tahun, 12 tahun dan 13 tahun, hingga kompetisi jenjang Divisi I, Divisi II, dan Divisi utama.
“Ketika sudah masuk liga profesional, untuk membeli pemain tentu mahal sekali, ketika ISP punya basis pembinaan atau basis pemain lokal yang baik, maka optimis tahun 2023 ISP sudah mampu ikut liga profesional,” jelasnya.
Benar saja, ISP bahkan telah menggandeng Diklat Merden Banjarnegara yang sudah cukup dikenal mampu menorehkan tinta emas dalam ajang sepak bola antarakademi seluruh dunia. Ya! diklat Merden Banjarnegara yang berdiri tahun 2013 itu, kini sudah memiliki bank pemain sekitar 350 orang di seluruh Indonesia. “Direktur teknis Merden kami datangkan langsung untuk menggarap SSB ISP FA,” ucap Angko.
Ditambahkan, Purworejo juga harus bersyukur dengan kehadiran YIA. Sebab, syarat FIFA yang baru, home base klub atau persatuan sepakbola (PS) di suatu daerah, jarak maksimal dengan bandara yakni satu jam. “Ini peluang besar, Purworejo yang hanya beberapa menit saja sampai YIA. Bahkan jauh lebih dekat dari kota Jogjakarta sebagai pemilik wilayah bandara. Purworejo harus betul-betul mengambil kesempatan ini,” tegasnya.
Bandara, sambung Angko, secara ilmu ekomoni merupakan pintu gerbang kemakmuran, adapun stadion merupakan tempat bertemunya bos-bos besar pemilik modal untuk sebuah klub sepak bola profesional. Keberadaan stadion yang representatif juga akan berimbas pada industri perlengkapan sepak bola, seperti seragam, sepatu yang akan mendatangkan brand-brand ternama.
“Pemkab Purworejo juga sudah merencanakan itu, namun karena pandemi Covid-19 ditunda. Sumber dari Dinas Pendidikan dan Olahraga akan direalisasikan tahun 2021, stadion akan menjadi titik temu para bos dan sponsor dan juga suporter dengan massa ribuan orang bahkan puluhan ribu orang, ketika pandemi usai semua harus sudah siap,” ucapnya.
Dicecar lebih detail terkait rod map pengembangan ISP, Angko menyatakan, tema yang diangkat yakni ISP Menuju Liga Profesional 2023. Langkahnya mendirikan SSB di setiap desa, mendirikan diklat Sepak bola ISP dengan tiga kegiatan pendidikan pokok harian (latihan setiap hari, sekolah formal di kelas khusus pemain sepak bola dan pendidikan karakter).
Nama aktifitas kegiatannya yakni SSB ISP Football Academy dengan tenaga pelatih profesional lisensi AFC. Adapun pendaan pembiayaan adalah mandiri dengan konsep industrialisasi Sepak bola. Muaranya yakni klub profesional berbentuk perseroan terbatas (PT). “Selain itu ISP juga akan menggandeng investor dan lembaga profesional yang khusus menyiapkan, menangani dan mengawal kegiatan sampai tujuan,” tegasnya. (tom/din)
HENDRI UTOMO, Purworejo, Radar Purworejo,
