
RADAR PURWOREJO – Kaligono adalah sebuah desa indah di lereng barat Perbukitan Menoreh.Jaraknya hanya kurang lebih 12 kilometer dari pusat Kota Purworejo. Desa yang sejuk penghasil buah durian dan sentra budidaya kambing peranakan etawa ras Kaligesing.
Bentang alam yang indah ini telah dikelola masyarakat untuk pariwisata. Terdapat aliran Sungai Gintung, membelah batuan andesit raksasa membentuk air terjun dan lubuk yang cantik. Kelokan sungai cantik juga menggaris indah di Dusun Kedungrante. “Aliran sungai itu dimanfaatkan untuk pariwisata, kami namakan Taman Wisata Sidandang,” ucap Kades Kaligono Suroto.
Pengunjung bebas ciblon alias mandi di sungai tersebut.. Beberapa lubuk dengan kedalaman sekitar lima meter ramah bagi pengunjung dewasa. Semua dijamin dengan standar keselamatan. Wisatawan sudah disiapkan jaket pelampung juga ban karet. Petugas dengan perhatian akan mengawasi mereka yang asik berenang.
Anak-anak juga bisa ciblon, tentunya di lokasi yang lebih dangkal sedikit menjauh dari lubuk. “Ada tempat ciblon khusus anak, orang tua bisa bawa anak kecil, tidak perlu khawatir, ada lokasi khusus,” sambung Suroto.
Lelah ciblon, pengunjung bisa rehat di joglo atau gazebo. Jika menghendaki, pengelola dengan senang hati akan mengantar makanan dengan menu khas desa-desa Kaligesing. “Kami juga ada paket wisata, lengkap dengan akomodasinya. Kami bisa menyiapkan menu ndeso, makanan kekinian juga ada,” katanya.
Tidak hanya Taman Sidandang, di Kaligono juga ada Curug Siklotok, tepatnya di Dusun Jeketro. Sebuah lokasi wisata alam yang menawarkan panorama air terjun bertingkat. Curug itu memiliki ketinggian kurang lebih 15 meter. Pengunjung juga bisa menikmati suasana hutan yang asri dengan jalan kaki sejauh 750 meter dari tempat parkir menuju curug.
Pengelola juga membangun sejumlah gazebo untuk tempat istirahat jika pengunjung kelelahan menuju objek. Pesona alam itu masih dibalut dengan mitos siapa saja yang mencuci muka dengan air curug, pengunjung akan dianugerahi wajah awet muda. Cerita yang kerap menarik pengunjung untuk datang. “Kami juga membangun wahana flying fox sepanjang kurang lebih 75 meter. Silakan coba sensasi melayang di atas sungai berbatu kawasan Siklotok. Keamanan, kami jamin,” tegasnya.
Selain dua objek itu, Desa Kaligono juga tengah mengembangkan agrowisata durian. Sejumlah pohon durian raksasa bercita rasa manis, legit, dan pahit, banyak tumbuh di dalam hutan desa tersebut. Salah satunya duren ijo milik Parini di Dusun Sawahan.
Pohon dengan ketinggian sekitar tiga puluh meter itu diperkirakan berusia lebih dari dua ratus tahun. “Sekali panen bisa ratusan butir dan buahnya dikenal super. Kami berencana mengembangkan, misalnya dengan paket wisata menunggu durian jatuh di tengah hutan,” katanya.
Selain itu masih ada juga Gunung Condong, wisata religi Makam Kyai Syarifudin, Petilasan Carang Gesing, agrowisata kopi dan buah musiman lainnya, Grebeg Duren, edukasi kambing kaligesing, gula aren, dan makanan tradisional, serta atraksi seni budaya. Saking indahnya, kita bisa ibaratkan Kaligono adalah sepotong surga di Perbukitan Menoreh. (tom/din)
