Dispar Sleman Evaluasi Keluhan Pengunjung Candi Ijo

Dispar Sleman Evaluasi Keluhan Pengunjung Candi Ijo
VIRAL DI MEDSOS: Pengunjung wisata saat memasuki kawasan Candi Ijo beberapa waktu lalu. Dinas Pariwista akan melakukan evaliasi terkait keluhan pengunjung wisata di Candi Ijo yang sempat viral di media sosial. (MEITIKA CANDRA LANTIVA/RADAR JOGJA)

RADAR PURWOREJO – Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman akan melakukan evaluasi terkait keluhan pengunjung wisata Candi Ijo di wilayah Prambanan, Sleman yang belakangan ini viral di media sosial. Seorang pengunjung mengeluhkan dan mengkritik belum optimalnya pengelolaan Candi Ijo yang bukan hanya sebagai lokasi wisata, namun juga tempat peribadatan umat Hindu. Bahkan petugas penjaga di objek wisata Candi Ijo yang dinilai tak ramah dan tak paham sejarah candi tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dispar Sleman Ishadi Yazid mengaku, secara khusus belum mendapatkan laporan. Kendati begitu dia mengklarifikasi, Candi Ijo merupakan satu dari tujuh candi yang pengelolaan retribusinya diserahkan oleh Dinas Pariwisata Sleman.

“Tapi yang harus dibedakan, pengelolaan candi-candi itu sepenuhnya ada di Balai Pelestarian cagar Budaya (BPCB) DIJ. Jadi pariwisata hanya memungut retribusinya,” tegas Ishadi kemarin (7/5).

Terkait keluhan pengunjung tersebut, dinas akan melakukan konfirmasi klarifikasi terkait informasi ini. Dan akan mengkomunikasikan dengan BPCB DIJ.

Terkait petugas yang dinilai tidak ramah itu, apakah dari petugas dinas pariwisata atau yang lain, Ishadi akan menggali informasi tersebut. Jika petugas tersebut dari dinas pariwisata, maka menjadi bahan evaluasi bagi Dispar Sleman.

“Intinya kami tidak akan membedakan siapapun yang datang, tetapi penggunaan candi-candi kecil yang diserahkan ke kami itu tetap di pengelolaan BPCB DIJ. Terkait wisatawan minta ada penjelasan candi itu untuk apa, itu yang kemudian nanti akan kami koordinasikan kepada BPCB DIJ,” bebernya.

Lanjut dia, sejauh mana dan sebatas apa candi difungsikan, yang itu diberikan kepada dinas pariwisata. Atau kalau ada penggunaan-penggunaan khusus, bagaimana mekanismenya. “Itu saja nanti, sehingga tidak ada simpang siur,” tambahnya.

Sebelumnya, pengunjung wisata yang diketahui bernama Bella beberapa hari lalu berkunjung di Candi Ijo. Dia hendak melakukan upacara peribadatan. Namun dia mengaku mengalami perlakuan yang tidak menyenangkan dari petugas yang berjaga di tempat tersebut. Saat datang ke lokasi bersama temannya, mereka dilarang untuk memasuki area candi dan melakukan upacara karena dianggap mengganggu. (mel/eno)

Lainnya